Texas simpan mayat di truk saat kematian corona meningkat
23 Juli 2020 09:09 WIB
Tenaga kesehatan berjalan melewati Texas Medical Center saat pertukaran jam kerja saat lonjakan penyakit virus korona (COVID-19) di Houston, Texas, Amerika Serikat, Rabu (8/7/2020). REUTERS/Callaghan O'Hare/nz/cfo (REUTERS/CALLAGHAN O'HARE)
Washington (ANTARA) - Negara Bagian Texas pada Rabu mencatat angka tertinggi dalam satu hari untuk kenaikan korban meninggal COVID-19 dan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit di negara bagian itu, sehingga memaksa satu wilayah di sana untuk menyimpan mayat-mayat dalam truk-truk berpendingin dan memaksa pejabat kesehatan menyerukan perintah tinggal di rumah.
Texas, yang melaporkan 197 kematian dan 10.893 orang dirawat di rumah sakit, menjadi salah satu negara bagian terparah dilanda virus corona . Wilayah Hidalgo, di ujung bagian selatan negara bagian itu, yang berbatasan dengan Meksiko, mengalami peningkatan 60 persen pada pekan lalu, menurut Reuters, dengan kematian dua kali lipat mencapai angka lebih dari 360.
"Kita harus menjerat virus ini, kuda jantan ini, menurunkan kembali angka-angka dan mengendalikan hal ini," Hakim Wilayah Hidalgo Richard Cortez mengatakan. "Karena rumah sakit rumah sakit kita...merupakan zona perang, mereka sedang benar-benar bertarung saat ini."
Cortez, tokoh Demokrat yang berperan sebagai pejabat tinggi wilayah itu, mengeluarkan satu perintah berlindung di tempat bagi warga. Amanat itu mengakibatkan dia berselisih dengan Gubernur dari Republik Greg Abbot, yang berpendapat bahwa pejabat lokal tak punya wewenang memerintahkan warga berdiam di rumah.
Krematorium-krematorium di kawasan Hidalgo memberlakukan daftar tunggu dalam dua pekan, kata Cortez, memaksa wilayah itu menggunakan lima truk berpendingin yang dapat menyimpan 50 jasad setiap truknya.
Pejabat medis Hidalgo, Dr Ivan Melendez, menyalahkan langkah Abbot yang menghalangi para pejabat lokal memerintahkan warga tinggal di rumah untuk mengatasi lonjakan penularan virus corona. Langkah itu dinilai membuat macet sistem medis setempat di setiap tingkat.
"Apakah saya berpendapat bahwa perintah tinggal di rumah secara medis disarankan dalam masalah ini? Pasti," kata Melendez.
Pada Selasa, kematian akibat corona di AS mencapai 1.000 dalam satu hari untuk pertama kalinya sejak 10 Juni. Lebih dari 142.000 orang meninggal di negara itu selama lima bulan terakhir dan kematian sedang meningkat di 23 negara bagian, menurut hitungan Reuters.
Tiga negara bagian terpadat penduduk, Florida, Texas dan California, berada di puncak daftar 44 negara bagian di mana kasus-kasus COVID-19 sedang meningkat, menurut analisis Reuters.
Reuters
Baca juga: Ahli AS meminta kaum muda tetap waspada terhadap risiko COVID-19
Baca juga: Jumlah kematian COVID-19 di AS hampir tembus 140.000
Baca juga: AS tanda tangani kontrak dengan Pfizer untuk 100 juta dosis vaksin
Texas, yang melaporkan 197 kematian dan 10.893 orang dirawat di rumah sakit, menjadi salah satu negara bagian terparah dilanda virus corona . Wilayah Hidalgo, di ujung bagian selatan negara bagian itu, yang berbatasan dengan Meksiko, mengalami peningkatan 60 persen pada pekan lalu, menurut Reuters, dengan kematian dua kali lipat mencapai angka lebih dari 360.
"Kita harus menjerat virus ini, kuda jantan ini, menurunkan kembali angka-angka dan mengendalikan hal ini," Hakim Wilayah Hidalgo Richard Cortez mengatakan. "Karena rumah sakit rumah sakit kita...merupakan zona perang, mereka sedang benar-benar bertarung saat ini."
Cortez, tokoh Demokrat yang berperan sebagai pejabat tinggi wilayah itu, mengeluarkan satu perintah berlindung di tempat bagi warga. Amanat itu mengakibatkan dia berselisih dengan Gubernur dari Republik Greg Abbot, yang berpendapat bahwa pejabat lokal tak punya wewenang memerintahkan warga berdiam di rumah.
Krematorium-krematorium di kawasan Hidalgo memberlakukan daftar tunggu dalam dua pekan, kata Cortez, memaksa wilayah itu menggunakan lima truk berpendingin yang dapat menyimpan 50 jasad setiap truknya.
Pejabat medis Hidalgo, Dr Ivan Melendez, menyalahkan langkah Abbot yang menghalangi para pejabat lokal memerintahkan warga tinggal di rumah untuk mengatasi lonjakan penularan virus corona. Langkah itu dinilai membuat macet sistem medis setempat di setiap tingkat.
"Apakah saya berpendapat bahwa perintah tinggal di rumah secara medis disarankan dalam masalah ini? Pasti," kata Melendez.
Pada Selasa, kematian akibat corona di AS mencapai 1.000 dalam satu hari untuk pertama kalinya sejak 10 Juni. Lebih dari 142.000 orang meninggal di negara itu selama lima bulan terakhir dan kematian sedang meningkat di 23 negara bagian, menurut hitungan Reuters.
Tiga negara bagian terpadat penduduk, Florida, Texas dan California, berada di puncak daftar 44 negara bagian di mana kasus-kasus COVID-19 sedang meningkat, menurut analisis Reuters.
Reuters
Baca juga: Ahli AS meminta kaum muda tetap waspada terhadap risiko COVID-19
Baca juga: Jumlah kematian COVID-19 di AS hampir tembus 140.000
Baca juga: AS tanda tangani kontrak dengan Pfizer untuk 100 juta dosis vaksin
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: