Jakarta (ANTARA News) - Festival Rendra yang akan berlangsung selama satu pekan, 23-29 November akan melibatkan ratusan generasi muda mulai dari tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) hingga mahasiswa.

"Kami akan melibatkan banyak generasi muda untuk ikut aktif dalam Festival Rendra," kata Ketua pelaksana festival Ratna Riantiarno di Jakarta, Kamis.

Ratna menjelaskan, ratusan pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah di Jakarta tersebut akan ikut serta dalam berbagai kegiatan yang telah disiapkan oleh panitia.

Acara tersebut di antaranya pameran berupa foto, poster, manuskrip dan buku Rendra, foto kopi kliping esai tentang Rendra dan rekaman audio.

Selain itu, ada diskusi tentang Rendra dalam sastra dan teater, Rendra dalam politik, sosial dan budaya serta diskusi tentang puisi-puisi Rendra dan kontribusinya untuk sastra Indonesia.

Ada juga workshop tentang Rendra, pembacaan puisi, cerpen dan esai Rendra serta pemutaran film Rendra.

"Tujuan kami melibatkan para pelajar adalah untuk mengenalkan tokoh Rendra dan karya-karyanya kepada para generasi muda agar selalu dapat dikenang," kata Ratna.

Ratna mengatakan, Festival Rendra bermaksud memberikan penghormatan yang pantas terhadap sosok Rendra sebagai seniman dan manusia biasa.

"Adapun tujuan kegiatan ini adalah memperkenalkan kembali sosok Rendra kepada publik yang seluas-luasnya, bukan hanya kaum seniman tetapi juga masyarakat luas khususnya kaum muda yang tidak secara langsung mengenal Rendra dan karya-karyanya," katanya.

Acara tersebut akan berlangsung di Taman Ismail Marzuki (TIM), Graha Bhakti Budaya, Teater Studio, Plaza TIM, lapangan parkir TIM, lobby Teater Kecil dan Studio 1 Kineforum.

Acara yang ditujukan untuk memperingati kelahiran dan wafatnya penyair WS Rendra, yang juga dijuluki Si Burung Merak tersebut akan diramaikan oleh berbagai seniman di antaranya Adi Kurdi, Putu Wijaya dan Jajang C Noer.

Sementara itu, sejumlah pihak yang juga terlibat dalam acara tersebut di antaranya Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Akademi Jakarta, Balai Pengelola Taman Ismail Marzuki dan juga Institut Kesenian Jakarta.(*)