87 unit bus bantuan mampu urai calon penumpang KRL di Stasiun Bogor
20 Juli 2020 17:17 WIB
Sejumlah calon penumpang antre untuk naik bus bantuan gratis di jalan Mayor Oking, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (13/7/2020). Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan bantuan 150 unit bus untuk Pemerintah Kota Bogor sebagai upaya mengurangi kepadatan penumpang KRL Comutter Line di Stasiun Bogor. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/wsj.
Bogor (ANTARA) - Sebanyak 87 unit bus bantuan yang disiapkan pemerintah pusat dan Pemerintah DKI Jakarta mampu mengurai kepadatan calon penumpang kereta rel listrik (KRL) dari Stasiun Bogor menuju ke sejumlah stasiun KRL di Jakarta, pada Senin pagi.
Bus bantuan itu, sebanyak 77 unit bus disiapkan di Jalan Mayor Oking di samping Stasiun Bogor, serta 10 unit bus lainnya disiapkan dari Pool Damri di samping Mal Botani Square di Kota Bogor.
Dari pemantauan Antara, bus diberangkatkan ke Jakarta dengan tujuan, Stasiun Sudirman, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Juanda, dan Stasiun Manggaran, mulai pukul 05:00 WIB.
Namun, banyaknya warga Kota Bogor yang akan berangkat kerja ke Jakarta dari Stasiun Bogor, membuat antrean untuk naik bus diJalan Mayor Oking, di sebelah Stasiun Bogor, juga tampak ramai sampai sekitar pukul 06:30 WIB.
Baca juga: PPD kerahkan 65 bus angkut penumpang KRL Cikarang dan Bogor
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, yang meninjau lokasi bus bantuan dan Stasiun. Bogor, menuturkan, pada Senin pekan lalu, pemerintah pusat dan pemerintah DKI Jakarta menyiapkan bus bantuan sebanyak 150 unit bus. "Tapi belum sampai 100 bus, calon penumpang KRL sudah terurai, dan normal kembali," katanya.
Karena. Itu, pada Senin hari ini, Pemerintah Kota Bogor meminta bus bantuan kepada pemerintah pusat dan pemerintah Kota Bogor, jumlahnya dikurangi sampai di bawah 100 unit.
Bima saat memantau antrean calon. Penumpang KRL, sampai pukul 06.45 WIB, tampak masih ramai dibandingkandengan pada Senin pekan lalu.
"Pada Senin hari ini, meskipun ramai tapi bisa terurai. Waktu antrean calon penumpang, mulai dari pintu masuk stasiun sampai masuk gerbong saya lihat sekitar 30 menit sampai 40 menit,” katanya.
Baca juga: Pemkot Bogor usulkan bus bersubsidi dari Bogor ke Jakarta
Pada peninjauan tersebut, Bima Arya sempat berdialog dengan pejabat dari Kementerian Perhubungan, bahwa bus bantuan itu. hanya. sementara. "Pemkot Bogor akan mencari solusi untuk pengadaan layanan bus berbayar," katanya.
Menurut Bima, Pemerintah Kota Bogor sudah berdialog dengan sejumlah calon penumpang. KRL dan sudah melakukan survei, bahwa bersedia membayar tiket bus, asalkan harga tiketnya tidak berbeda jauhdengan harga tiket KRL.
"Kami akan mematangkan rencana itu, yakni bus bantuan berbayar. Titik berangkatnya dari mana, harga tiketnya berapa,dan waktu berangkatnya kapan. Bus bantuan berbayar ini akan dioperasikan, sambil menunggu jumlahpenumpang di KRL kembali normal," katanya.
Bus bantuan itu, sebanyak 77 unit bus disiapkan di Jalan Mayor Oking di samping Stasiun Bogor, serta 10 unit bus lainnya disiapkan dari Pool Damri di samping Mal Botani Square di Kota Bogor.
Dari pemantauan Antara, bus diberangkatkan ke Jakarta dengan tujuan, Stasiun Sudirman, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Juanda, dan Stasiun Manggaran, mulai pukul 05:00 WIB.
Namun, banyaknya warga Kota Bogor yang akan berangkat kerja ke Jakarta dari Stasiun Bogor, membuat antrean untuk naik bus diJalan Mayor Oking, di sebelah Stasiun Bogor, juga tampak ramai sampai sekitar pukul 06:30 WIB.
Baca juga: PPD kerahkan 65 bus angkut penumpang KRL Cikarang dan Bogor
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, yang meninjau lokasi bus bantuan dan Stasiun. Bogor, menuturkan, pada Senin pekan lalu, pemerintah pusat dan pemerintah DKI Jakarta menyiapkan bus bantuan sebanyak 150 unit bus. "Tapi belum sampai 100 bus, calon penumpang KRL sudah terurai, dan normal kembali," katanya.
Karena. Itu, pada Senin hari ini, Pemerintah Kota Bogor meminta bus bantuan kepada pemerintah pusat dan pemerintah Kota Bogor, jumlahnya dikurangi sampai di bawah 100 unit.
Bima saat memantau antrean calon. Penumpang KRL, sampai pukul 06.45 WIB, tampak masih ramai dibandingkandengan pada Senin pekan lalu.
"Pada Senin hari ini, meskipun ramai tapi bisa terurai. Waktu antrean calon penumpang, mulai dari pintu masuk stasiun sampai masuk gerbong saya lihat sekitar 30 menit sampai 40 menit,” katanya.
Baca juga: Pemkot Bogor usulkan bus bersubsidi dari Bogor ke Jakarta
Pada peninjauan tersebut, Bima Arya sempat berdialog dengan pejabat dari Kementerian Perhubungan, bahwa bus bantuan itu. hanya. sementara. "Pemkot Bogor akan mencari solusi untuk pengadaan layanan bus berbayar," katanya.
Menurut Bima, Pemerintah Kota Bogor sudah berdialog dengan sejumlah calon penumpang. KRL dan sudah melakukan survei, bahwa bersedia membayar tiket bus, asalkan harga tiketnya tidak berbeda jauhdengan harga tiket KRL.
"Kami akan mematangkan rencana itu, yakni bus bantuan berbayar. Titik berangkatnya dari mana, harga tiketnya berapa,dan waktu berangkatnya kapan. Bus bantuan berbayar ini akan dioperasikan, sambil menunggu jumlahpenumpang di KRL kembali normal," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: