Teheran (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mendukung sikap Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA) dan menyerukan terus bersatu dalam perjuangannya melawan dominasi informasi pihak Barat yang seringkali berbeda pandang dengan apa yang disampaikan media di kawasan tersebut.

Dukungan tersebut diperlihatkan Presiden Iran dengan memberikan tepuk tangan yang panjang saat mendengarkan sambutan yang disampaikan Presiden OANA (Organization of Asia Pacific News Agencies) Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf saat bertemu dengan Presiden Iran di Teheran, Senin.

Ahmad Mukhlis Yusuf yang juga Dirut Perum LKBN ANTARA bertemu dengan Ahmadinejad usai penutupan pertemuan tahunan OANA yang diikuti total 40 kantor berita dari 33 negara di kawasan Asia Pasifik.

Wartawan Antara Ahmad Kusaeni dari Teheran melaporkan, pimpinan OANA itu mengatakan bahwa perjuangan melawan dominasi informasi dari Barat tersebut dilakukan OANA sejak awal berdirinya tahun 1961.

Perjuangan berupa membangun kredibilitas dan juga kerja sama yang erat di antara praktisi media di Asia Pasifik perlu terus ditingkatkan guna menginformasikan segala aktivitas di Asia Pasifik, meskipun masih ditemukan agenda propaganda dalam melakukan perjuangan tersebut.

"Tidak adil jika media Barat yang mendikte dan menentukan apa yang mereka ingin liput. Tidak adil jika merekalah yang memutuskan agenda liputan dan membuat `headlines` di koran-koran Asia-Pasifik," katanya.

Sementara itu, Ahamadinejad dalam sambutan balasannya mengatakan, media massa di Asia Pasifik harus bersatu dan bersinergi untuk menghentikan dominasi dari media barat yang kerap menyuarakan kepentinganya dan merugikan negara lain.

Lebih jauh Presiden Iran mengharapkan agar berita-berita dari kantor berita yang tergabung dalam OANA tidak meniru pola yang dilakukan oleh media Barat yang sering bias dan menyampaikan berita negatif serta memanipulasi berita guna kepentingannya.

"Berita-berita OANA harus terbebas dari ketidakbenaran dan mampu memberikan harapan atas persoalan yang terjadi," katanya.

Negara-negara berkembang didominasi oleh dua pertiga arus informasi dari Barat. Sebanyak 80 persen dari berita-berita internasional berasal dari kantor berita dan media massa Barat setiap hari.

Presiden Iran terlihat semakin antusias dengan sikap OANA tatkala Mukhlis Yusuf mengatakan situasi yang terjadi di Iran semestinya dilaporkan oleh wartawan-wartawan Iran sendiri, termasuk dari kantor berita Iran IRNA ataupun Mehr yang memberikan prioritasnya pada kredibilitas pemberitaannya.

Begitu juga dengan Indonesia yang memiliki kantor berita ANTARA. Wartawan ANTARA diharapkan bisa menjadi pengganti wartawan asing yang tiba di Jakarta hanya untuk waktu yang singkat, namun langsung mengklaim dirinya sebagai ahli Indonesia.(*)