London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak menguat pada Senin waktu setempat, karena para pedagang mengambil isyarat dari melemahnya dolar dan meningkatnya ekuitas global, dan setelah OPEC mengisyaratkan bahwa harga 75-80 dolar per barel adalah tingkat memuaskan untuk minyak.
Pasar juga didorong oleh berita bahwa ekonomi Jepang tumbuh 1,2 persen dalam kuartal ketiga 2009 dari kuartal sebelumnya -- laju pertumbuhan tercepat dalam dua setengah tahun dan jauh lebih baik dari yang diperkirakan.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, melambung 1,37 dolar pada 77,72 dolar per barel.
Minyal mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari melonjak 1,29 dolar menjadi 77,60 dolar per barel di perdagangan London sore.
"Acuan minyak mentah berjangka di New York naik dari terendah satu bulan ... karena dolar melemah dan ekuitas global meningkat," kata analis Addison Armstrong dari Tradition Energy, konsultan berbasis di AS dalam sebuah catatan kepada kliennya.
"Saham global didorong oleh lebih baiknya dari perkiraan kuartal ketiga Jepang, di mana perekonomian melaju tercepat dalam lebih dari dua tahun di kuartal ketiga, melaju 4,8 perseb pada tahunan."
Dolar juga jatuh pada Senin, karena China menuduh Amerika Serikat meningkatkan proteksionisme.
Karena unit AS jatuh dalam nilai terhadap euro dan yen, emas menabrak puncak tertinggi selama ini 1.134,70 dolar per ons.
Greenback yang kesulitan, membuat komoditas dalam denominasi dolar -- seperti emas dan minyak mentah -- lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang kuat. Pada gilirannya, cenderung untuk mengangkat permintaan dan harga.
Di seberang Atlantik, Wall Street memperpanjang rally pada awal perdagangan Senin setelah data penjualan ritel AS yang kuat membantu memperkuat sentimen investor bahwa pemulihan ekonomi berada di treknya.
Perdagangan pertama, Dow Jones Industrial Average melompat 0,74 persen ke 10.346,12, memperpanjang seminggu yang kuat dengan kenaikan lebih dari dua persen untuk indeks Wall Street.
Tindakan pasar terjadi setelah pemerintah AS mengatakan penjualan ritel melonjak 1,4 persen pada bulan Oktober, unggul jauh dari perkiraan, meskipun sebagian besar adalah dari kelompok volatile sektor otomotif.
Sementara itu di Abu Dhabi pada Senin, Presiden OPEC Jose Maria Botelho de Vasconcelos mengulangi pandangan kartel bahwa 75-80 dolar tingkat harga yang memadai untuk pemulihan ekonomi global.
"Tujuh puluh lima sampai 80 dolar per barel adalah harga yang baik ... untuk pemulihan ekonomi dunia," katanya.
De Vasconcelos, yang juga menteri minyak Angola, berbicara pada konferensi mengenai keamanan energi Teluk di Abu Dhabi.
Dia juga mengatakan tingkat kepatuhan oleh anggota OPEC dengan kuota produksi mereka "adalah sekitar 65 persen." Tingkat ini memuaskan, ia menambahkan.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang anggotanya memompa sekitar 40 persen dari minyak dunia, akan meninjau kuota produksi pada pertemuan penting di Luanda, Angola, pada 22 Desember.
Dia juga mengatakan kepada wartawan di sela-sela konferensi bahwa "pasar adalah oversupplied. "
OPEC memperkirakan permintaan minyak meningkat sebesar 20 juta barel per hari (bpd) hingga 106 juta pada tahun 2030, katanya, tetapi memperingatkan ketidakpastian dalam pasar. (*)
Harga Minyak "Rally" di Tengah Melemahnya Dolar
17 November 2009 01:43 WIB
Kilang minyak/ilustrasi (Istimewa/ANTARA)@
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Tags: