Jakarta (ANTARA) - Operator Terminal Terpadu Pulo Gebang di Jakarta Timur mencatat adanya lonjakan jumlah penumpang bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP) seiring diberlakukan "corona likelihood metric"(CLM) sebagai syarat perjalanan.
"Per hari biasanya tidak sampai 10 penumpang, tapi sejak Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) diganti CLM sekarang bisa 100 orang per hari," kata Kepala Terminal Terpadu Pulo Gebang Bernad Octavianus Pasaribu di Jakarta, Senin.
Menurut Bernad lonjakan penumpang berkisar 10-20 persen saat ini dipengaruhi pemanfaatan CLM melalui aplikasi Jakarta Terkini (JAKI) yang lebih praktis dari SIKM.
Sejak pemberlakuan CLM pada Selasa (14/7), bus AKAP yang beroperasi tetap dibatasi kapasitasnya maksimal 50 persen.
"Untuk antisipasi lonjakan penumpang kita tidak terlalu khawatir sebab kapasitas bus tetap 50 persen mengingat PSBB telah diperpanjang," katanya.
Baca juga: Banyak calon penumpang di Terminal Kalideres belum tahu CLM
Baca juga: Kepala Terminal Kampung Rambutan sebut CLM bergantung pada kejujuran
Pada Senin siang, Terminal Terpadu Pulo Gebang telah memberangkatkan 52 penumpang menggunakan sembilan bus AKAP.
Mayoritas penumpang melakukan perjalanan dengan tujuan Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera Barat.
CLM adalah layanan berbasis daring (online) untuk mengecek kondisi kesehatan calon penumpang apakah layak melakukan perjalanan atau tidak.
Pemohon mengisi sejumlah data secara jujur hingga aplikasi tersebut mengeluarkan rekomendasi berupa skor, apakah pemohon diizinkan melakukan perjalanan atau diarahkan untuk perawatan medis.
CLM picu lonjakan penumpang di Terminal Pulo Gebang
20 Juli 2020 13:04 WIB
Penumpang di Terminal Pulo Gebang di Jakarra Timur menanti kedatangan bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP) di gedung Mazenin, Senin (20/7/2020). (ANTARA/Andi Firdaus).
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020
Tags: