Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) di sejumlah destinasi pariwisata di Kepulauan Riau.

Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Kurleni Ukar, Minggu, mengatakan, BISA merupakan gerakan padat karya yang bertujuan untuk meningkatkan peran pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menangani dan meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan masyarakat di destinasi untuk memasuki masa adaptasi kebiasaan baru pascapandemi COVID-19.

"Kebersihan, kesehatan, dan keamanan akan menjadi faktor utama yang dibutuhkan wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru. Sehingga kesiapan destinasi beserta seluruh pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di dalamnya harus benar-benar siap memasuki masa tersebut," kata Kurleni Ukar.

Baca juga: "Mandalika Rebound" diharapkan pulihkan pariwisata NTB

Kegiatan berlangsung sejak Jumat (17/7) hingga Senin (20/7) dengan kegiatan pertama berlangsung di Pantai Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, pada Jumat (17/7) dengan melibatkan para pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di sekitar kawasan pantai seperti penambang perahu, pemilik warung dan restoran, serta masyarakat di sekitar destinasi.

Dalam kegiatan yang berlangsung di Pantai Nongsa itu dilakukan kegiatan bersih-bersih pantai dengan menerapkan protokol kesehatan.

Kemenparekraf/Baparekraf juga mendedikasikan dua wastafel portable yang sudah dimodifikasi lengkap dengan tutorialnya untuk memfasilitas cuci tangan wisatawan yang akan berkunjung. Kepada masyarakat di lokasi wisata juga diberikan berbagai peralatan kebersihan seperti sapu, tempat, sampah, dan lainnya.

Setelah di Pantai Nongsa, Kota Batam, kegiatan selanjutnya berlangsung di Kabupaten Bintan, tepatnya Pantai Trikora KM 52 dan Padang Pasir Busung pada Sabtu (18/7) dengan melakukan kegiatan bersih-bersih pantai dengan melibatkan pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif di sekitar destinasi. Kegiatan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Kemenparekraf: Protokol kesehatan kunci kebangkitan pariwisata

Dalam kegiatan itu Kemenparekraf/Baparekraf juga menyerahkan bantuan peralatan dan sarana kebersihan serta kompensasi untuk para pekerja.

Sementara pada hari ini hingga Senin (20/7) esok akan dilangsungkan kegiatan BISA di Pantai Pelawan, Kabupaten Karimun yang melibatkan sedikitnya 110 orang yang terdiri dari para pekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di sekitar destinasi dan terdampak COVID-19.

Sama dengan kegiatan sebelumnya, juga dilakukan kegiatan bersih pantai dan fasilitas wisata di destinasi. Kemenparekraf/Baparekraf juga mendedikasikan alat penunjang kebersihan dan wastafel portable.

Kurleni mengatakan, Kemenparekraf/Baparekraf telah mengeluarkan buku panduan penerapan protokol kesehatan untuk berbagai sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Buku panduan tersebut sebagai panduan teknis dari Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020.

Diharapkan masyarakat dapat menjalankan protokol ini dengan baik bahkan menjadi bagian dalam mengkampanyekan protokol kesehatan di Indonesia.

Sekretaris Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Hariyanto mengapresiasi para pelaku parekraf dan masyarakat yang ikut mensuksekan program BISA di Kepulauan Riau.

"Gerakan BISA ini dalam rangka sosialisasi adaptasi kenormalan baru yang produktif dan aman dari COVID-19. Kami terus mendorong melakukan penerapan, pengawasan dan uji coba penerapan protokol kesehatan pada destinasi wisata, usaha pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.

Dalam kesempatan itu juga digaungkan InDonesia Care sebagai kampanye nasional pariwisata sebagai simbol dari seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Bahwa kami sangat peduli atas kebaikan bersama dalam menjaga kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan," kata Guntur Sakti yang mewakili Deputi Kebijakan Strategis dalan kegiatan di Pantai Nongsa.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Buralimar mengatakan gerakan BISA diharapkan mampu membangkitkan optimisme masyarakat untuk bersama-sama menyambut pariwisata di masa adaptasi kebiasaan baru.

"Sehingga kepercayaan wisatawan dapat terwujud bahwa Nongsa dan Kepri pada umumnya menjadi destinasi yang aman untuk dikunjungi usai COVID-19," kata Buralimar.