Jambi (ANTARA News) - Para petani di Singkut 7, Kabupaten Sarolangun, Jambi, mulai resah karena kesulitan mendapatkan pupuk urea bersubsidi, meski stok ada, harganya mencapai Rp100 ribu per karung, kata sejumlah petani di Singkut 7.

Syaifuddin, seorang petani karet di Desa Mekar Sari atau Singkut 7, Kecamatan Pelawan, Minggu, menyatakan ketersediaan pupuk bersubsidi tidak ada sama sekali.

"Kalaupun pupuk subsidi tersebut tersedia, harganya tidak terjangkau lagi oleh para petani yang dijual mencapai Rp100 per karung. Harga tersebut belum termasuk ongkos membawanya ke rumah," ujarnya.

Beberapa bulan lalu pupuk bersubsidi masih dapat dibeli dengan harga Rp80 ribu per karung, tapi sekarang harganya sudah mencapai Rp100 ribu per karung, dan sangat sulit didapat.

Para petani mengharapkan kepada pemerintah daerah agar dapat memantau para distributor pupuk bersubsidi itu, apakah benar-benar dijual kepada para petani di Kabupaten Sarolangun atau ada "permainan".

"Menurut isu yang saya dapat, pupuk bersubsidi terutama urea untuk Kabupaten Sarolangun sudah cukup banyak, namun kenyataannya para petani kesulitan mendapatkannya," jelas Syaifuddin.

Martono, petani lainnya mengatakan, kelompoknya sangat membutuhkan pupuk karena sudah beberapa bulan terahir kebun karetnya tidak pernah diberi pupuk lagi.

Biasanya, kebun karet miliknya terus dipupuk, namun dikarenakan pupuk langka kebun merekapun tidak ada lagi yang dipupuk.

Mengenai penghasilan kebun yang dipupuk dengan yang tidak, ia mengatakan, penghasilannya jauh menurun drastis. Kalau dipupuk hasilnya dalam satu bulan bisa mencapai 400 Kg, tapi karena tidak dipupuk hanya 200 Kg.

"Kelangkaan pupuk ini telah menimbulkan kerugian cukup besar di kalangan petani," katanya.

Mereka sangat mengharapkan kepada pemerintah agar melakukan pengawasan terhadap penyalur pupuk, sehingga pupuk bersubdi untuk para petani ini benar-benar bisa dinikmati petani, jangan sampai dijual ke tempat lain, tambah Martono.(*)