Pacitan (ANTARA News) - Sebuah kapal tongkang dengan nomor lambung ATK 3701 bermuatan 1.000 metrik ton batubara terbakar di kawasan perairan Pantai Teleng Ria, Pacitan, Jawa Timur, Minggu dini hari.

Peristiwa yang terjadi mulai pukul 01:00 WIB itu selain menyebabkan sebagian besar muatan batubara hangus terbakar, panas api yang membara selama berjam-jam itu juga menyebabkan kapal tongkang rusak parah.

"Bara api terlihat menyala tadi malam. Kami menyaksikannya dari pinggir pantai ini tadi malam," kata Mahfud (30), salah seorang nelayan lokal.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Beberapa anak buah kapal (ABK) yang kebetulan berada di sekitar kapal berhasil menyelamatkan diri dengan menumpang perahu "tug boat" dan menjauh dari kapal tongkang yang saat itu mulai terbakar.

Petugas dari Satuan Polair Pacitan yang menangani kasus ini masih menyelidiki sebab-sebab terjadinya kebakaran.

Tapi berdasar keterangan saksi ABK maupun nelayan sekitar yang kebetulan menyaksikan kejadian itu, muncul dugaan sementara kebakaran terjadi karena material batubara yang akan dikirim ke PLTU Cilacap itu berada terlalu lama di tempat terbuka.

"Api dan kepulan asap terlihat pertama kali dari bagian belakang muatan. Kalau dipadamkan pakai air laut, dikhawatirkan kebakaran justru bertambah parah. Padahal kita tak punya air tawar," kata salah satu ABK, Malab.

Dijelaskan Kalab, kapal "tug boat" KSA 08 yang menarik tongkang bermuatan penuh batubara itu sejak Kamis (5/11) lalu merapat di wilayah perairan Pacitan.

Hal itu terpaksa dilakukan karena buruknya cuaca di tengah laut.

Artinya, sudah sepekan lebih kapal yang berlayar dari Kalimantan ini melakukan "lego-jangkar".

Meski gelombang tidak besar, angin kencang membuat jalur pelayaran dinilai berbahaya sehingga diputuskan untuk berlindung/menepi dulu ke pantai Pacitan.

Melihat kondisi cuaca panas seperti tadi siang, kemungkinan sebagian besar muatan batubara tidak bisa diselamatkan.

Sebab hingga berita ini ditulis, kepulan asap masih terlihat mengepul dari atas tongkang.

Malab mengatakan, sebenarnya kapal mereka akan kembali berlayar pada 26 November mendatang. Tapi karena terbakar, jadwal tersebut ditunda sampai ada instruksi resmi dari perusahaan pelayaran di Kalimantan.

"Kita terus melakukan koordinasi dengan perusahaan dan pihak PLTU Cilacap," kata Malab.(*)