Jakarta (ANTARA) - Striker Bristol City, Famara Diedhiou, menjadi sasaran kekerasan rasial di dalam jaringan (daring) setelah gagal mengeksekusi penalti saat timnya kalah 0-1 oleh Swansea City dalam pertandingan Championship (liga Inggris tier kedua), Sabtu.
Connor Roberts memberi Swansea keunggulan saat berakhirnya babak pertama sebelum Diedhiou (27) gagal menyamakan kedudukan saat tendangannya pada menit ke-69 dari titik penalti melambung di atas gawang.
Setelah pertandingan, pemain nasional Senegal itu memposting tangkapan layar pesan dengan tiga emoji pisang, yang ia terima dari seseorang melalui Twitter. Diedhiou berkomentar, "Mengapa??"
"Kami mendukung Famara Diedhiou dan siapa pun yang telah mengalami rasisme dalam bentuk atau wujud apapun. Tidak ada alasan atau pembenaran untuk perilaku menjijikkan ini," pernyataan Bristol dalam unggahan di Twitter.
Insiden yang menimpa Diedhiou terjadi tidak lama setelah pemain Crystal Palace Wilfried Zaha dan pemain Sheffield United David McGoldrick menjadi sasaran tindakan serupa pada media sosial.
Baca juga: Neville: sepak bola harus bikin lompatan besar untuk lawan rasisme
Baca juga: Schalke didenda 50 ribu euro akibat sorakan rasial suporter
Baca juga: Guardiola dukung pemain Man City "walk-out" sikapi pelecehan rasial
Baca juga: Lukaku desak sepak bola Italia untuk ambil tindakan soal rasialisme
Sepak Bola Dunia
Striker Bristol jadi sasaran kekerasan rasial
19 Juli 2020 15:54 WIB
Pemain Bristol City Famara Diedhiou (merah) berebut bola dengan pemain Queens Park Rangers Eberechi Eze. REUTERS/ Action Images/Adam Holt.
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2020
Tags: