TMC bisa jadi solusi permanen pengendalian karhutla
17 Juli 2020 21:50 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar berbicara dalam acara press club Forum Medan Merdeka Barat (FMB) 9 terkait Antisipasi dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2020 di Jakarta, Jumat (17/7/2020). (ANTARA/Katriana)
Jakarta (ANTARA) - Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) bisa menjadi salah satu solusi yang permanen dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
"Mungkin mimpinya ini benar-benar jadi satu format yang permanen," kata Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam acara press club Forum Medan Merdeka Barat (FMB) 9 terkait Antisipasi dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2020 di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan rekayasa hari hujan melalui TMC tersebut dapat meningkatkan curah hujan lebih tinggi.
Hal tersebut, katanya, penting dalam upaya mencegah karhutla yang biasanya diakibatkan oleh kekeringan akibat musim kemarau.
TMC, katanya, dapat dimanfaatkan untuk membasahi tanah seperti lahan gambut untuk menjaga kelembabannya supaya tidak kering.
TMC juga dapat mengatasi masalah kabut asap akibat karhutla, selain juga dapat dimanfaatkan untuk memadamkan api di areal yang luas dan api besar.
Selain itu, TMC juga dapat mengatasi kekeringan pada wilayah tertentu.
Baca juga: BPPT modifikasi cuaca di Kalimantan antisipasi karhutla
Modifikasi cuaca itu, katanya, sudah dicoba saat menghadapi Lebaran pada 13 hingga 30 Mei 2020.
"Jadi tanggal 13 sampai 30 Mei dilakukan di Riau, dan seterusnya sampai 13 Juni dilakukan di Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel)," ujarnya.
Melalui modifikasi tersebut curah hujan di Sumsel meningkat hingga 29 persen, di Jambi juga peningkatannya sampai 26 persen.
"Jadi artinya ini bisa kita pakai. Kita sedang siapkan. Kelihatannya Sumatera harus berulang karena panasnya masih kencang dan bakalan tambah kencang. Nanti sambil jalan Kalimantan juga akan masuk," ujar dia.
Dalam upaya TMC tersebut, KLHK bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI Angkatan Udara, mitra usaha, perguruan tinggi dan Pemda.
Upaya TMC itu akan dilakukan terutama di lahan gambut atau daerah yang diprediksi akan mengalami kekeringan parah.
Modifikasi cuaca yang dilakukan pada periode peralihan musim, menurutnya, akan lebih efektif guna menjaga lahan-lahan gambut tetap dalam kondisi basah sehingga mengurangi risiko karhutla.
Baca juga: Kemarin, 100.000 unit tes cepat hingga TMC cegah karhutla
Baca juga: Menteri LHK: TMC berlanjut hingga September untuk cegah karhutla
"Mungkin mimpinya ini benar-benar jadi satu format yang permanen," kata Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam acara press club Forum Medan Merdeka Barat (FMB) 9 terkait Antisipasi dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2020 di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan rekayasa hari hujan melalui TMC tersebut dapat meningkatkan curah hujan lebih tinggi.
Hal tersebut, katanya, penting dalam upaya mencegah karhutla yang biasanya diakibatkan oleh kekeringan akibat musim kemarau.
TMC, katanya, dapat dimanfaatkan untuk membasahi tanah seperti lahan gambut untuk menjaga kelembabannya supaya tidak kering.
TMC juga dapat mengatasi masalah kabut asap akibat karhutla, selain juga dapat dimanfaatkan untuk memadamkan api di areal yang luas dan api besar.
Selain itu, TMC juga dapat mengatasi kekeringan pada wilayah tertentu.
Baca juga: BPPT modifikasi cuaca di Kalimantan antisipasi karhutla
Modifikasi cuaca itu, katanya, sudah dicoba saat menghadapi Lebaran pada 13 hingga 30 Mei 2020.
"Jadi tanggal 13 sampai 30 Mei dilakukan di Riau, dan seterusnya sampai 13 Juni dilakukan di Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel)," ujarnya.
Melalui modifikasi tersebut curah hujan di Sumsel meningkat hingga 29 persen, di Jambi juga peningkatannya sampai 26 persen.
"Jadi artinya ini bisa kita pakai. Kita sedang siapkan. Kelihatannya Sumatera harus berulang karena panasnya masih kencang dan bakalan tambah kencang. Nanti sambil jalan Kalimantan juga akan masuk," ujar dia.
Dalam upaya TMC tersebut, KLHK bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI Angkatan Udara, mitra usaha, perguruan tinggi dan Pemda.
Upaya TMC itu akan dilakukan terutama di lahan gambut atau daerah yang diprediksi akan mengalami kekeringan parah.
Modifikasi cuaca yang dilakukan pada periode peralihan musim, menurutnya, akan lebih efektif guna menjaga lahan-lahan gambut tetap dalam kondisi basah sehingga mengurangi risiko karhutla.
Baca juga: Kemarin, 100.000 unit tes cepat hingga TMC cegah karhutla
Baca juga: Menteri LHK: TMC berlanjut hingga September untuk cegah karhutla
Pewarta: Katriana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: