Singapura (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Singapura menilai bahwa Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) perlu untuk tetap menjadi pusat atau poros dari seluruh organisasi kerjasama kawasan.
Hal itu dikemukakan oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana, Singapura, Kamis malam, sebelum acara jamuan makan malam untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta rombongannya.
"Singapura dan Indonesia berbagi sejumlah pandangan strategis yang sama, (yaitu) arti penting dari ASEAN, keperluan agar ASEAN tetap menjadi pusat dari organisasi kerjasama kawasan seperti ASEAN+3 dan Forum Asia Timur (EAS) serta keinginan untuk membuka kerangka kerja penyatuan kawasan," katanya.
Lebih lanjut, putra sulung Minister Mentor yang juga mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew itu mengatakan bahwa hubungan dwipihak antara kedua negara tetangga itu telah berlangsung baik selama lima tahun terakhir.
"Singapura dan Indonesia melakukan kerjsama di sejumlah sektor penting, termasuk upaya memerangi terorisme, upaya mengatasi tantangan-tantangan lingkungan, dan pencegahan penyebaran penyakit menular," katanya di hadapan sedikitnya 50 tamu undangan, yang sebagian besar di antaranya adalah anggota delegasi Indonesia dan pejabat Departemen Luar Negeri kedua negara.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong juga mengatakan bahwa hubungan antara SAF (Singapore Air Force) dan TNI (Tentara Nasional Indonesia) telah berjalan dengan baik dan merupakan salah satu elemen penting dari hubungan dwipihak kedua negara.
"Kerjasama ekonomi kita sangat luas dan saling menguntungkan," katanya.
Di tataran hubungan pribadi, kata dia, para menteri Singapura sangat akrab dengan timpalannya dari Indonesia. "Presiden (Yudhoyono) dan saya juga tidak pernah jauh," katanya.
Lee Hsien Loong mengemukakan bahwa ia menanti untuk melanjutkan kerjasamanya dengan Presiden Yudhoyono di masa jabatannya yang kedua.
"Saya senang ia membuat upaya khusus untuk mengunjungi tetangga dekat Indonesia segera setelah pelantikan," ujarnya.
Ia juga menyatakan keyakinannya bahwa kedua negara akan terus bekerja sama untuk menangkap peluang dan mencapai keberhasilan bersama bagi rakyat kedua negara.
Pada kesempatan itu Perdana Menteri Lee Hsien Loong yang berkunjung ke Jakarta untuk mengucapkan selamat atas pelantikan Presiden Yudhoyono pada 20 Oktober lalu, juga mengungkapkan harapannya bahwa kedua negara akan dapat melanjutkan kerjasama dan hubungan baik sebagaimana hubungan yang dibangun dalam lima tahun terakhir.
"Ketika para pemilih di sejumlah negara lain memilih untuk perubahan, masyarakat Indonesia memilih untuk melanjutkan," katanya saat berkomentar mengenai terpilihnya kembali Presiden Yudhoyono.
Menurut dia, hal itu menunjukkan keyakinan dan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap kepemimpinan dan visi Yudhoyono pada masa-masa penuh tantangan ini.
Sementara itu ditemui seusai acara jamuan santap malam, juru bicara kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan bahwa kedua negara sepakat untuk mendorong ASEAN, apalagi dengan terus munculnya kekuatan-kekuatan baru di kawasan.
"Kedua negara sepakat menghadapi ekonomi global itu yang terus mengalami perubahan pesat dan utamanya munculnya kekuatan ekonomi baru, ASEAN harus terus didorong integrasinya, jadi ASEAN jangan sampai ketinggalan," katanya.
ASEAN adalah kerjasama kawasan Asia Tenggara yang beranggotakan 10 negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei, Kamboja, Vietnam, Thailand, Laos, Myanmar, dan Filipina.
Baru-baru ini, dua negara mitra ASEAN yaitu Jepang dan Australia menawarkan suatu konsep baru kerjasama kawasan. Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama menawarkan untuk, dalam jangka panjang, membangun sebuah masyarakat Asia Timur yang berdasarkan pada keterbukaan, transparansi dan iklusif, serta kerjasama-kerjasama fungsional, sedangkan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd mengusulkan suatu bentuk masyarakat Asia Pasifik dengan ASEAN menjadi porosnya.(*)
Indonesia-Singapura Sepakat ASEAN Jadi Pusat Kerjasama Kawasan
12 November 2009 22:36 WIB
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong (ANTARA/Ali Anwar)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tags: