Dihadiri ratusan orang, Dolce & Gabbana gelar "physical catwalk"
17 Juli 2020 16:44 WIB
Para model memperagakan koleksi busana pria untuk Musim Semi/Musim Gugur 2021 karya Dolce & Gabbana di Humanitas University di Milan Selatan pada Rabu (15/7). (ANTARA/Reuters/Alessandro Garofalo)
Jakarta (ANTARA) - Dolce & Gabbana menjadi rumah mode besar pertama yang menghidupkan kembali pertunjukan pagelaran busana "catwalk" secara fisik di era normal baru, yang dihadiri oleh ratusan tamu undangan.
Pagelaran busana khusus pria pada Rabu (15/7) malam waktu setempat itu diadakan di halaman Universitas Humanitas Milan, universitas di mana penelitian tentang vaksin virus corona saat ini sedang berlangsung.
Dari 260 tamu yang hadir sebagian besar bukanlah orang Italia. Para tamu diminta menjaga jarak minimal 1 meter serta mengenakan masker sepanjang acara berlangsung. Selain itu para tamu wajib diperiksa suhu tubuhnya, dan ditolak aksesnya bila suhu tubuh mereka melebihi 37 derajat celcius pada saat kedatangan.
"Kami tidak bisa membayangkan dunia mode tanpa pertunjukan langsung. Desainer, jurnalis, pembeli, dan kita semua membutuhkannya," kata Domenico Dolce seperti dikutip dari The Guardian, Jumat.
Baca juga: Motif macan tutul akan kembali jadi tren mode
Baca juga: Dolce & Gabbana minta maaf pada orang China
"Perlahan kita harus memulai dari awal, namun sepenuhnya menghormati peraturan keselamatan dan kesehatan yang berlaku. Bagi kami peragaan busana langsung adalah hal mendasar, itu bagian dari mimpi," tambah Dolce.
Wilayah belakang panggung biasanya terbuka untuk pers, namun kini dibatasi hanya boleh diakses oleh penata rambut dan penata rias yang mengenakan masker serta perisai wajah.
Keputusan Dolce & Gabbana menggelar pertunjukkan fisik yang dihadiri ratusan orang ini jelas memicu pro dan kontra, terutama di saat rekan-rekan label mewah lain termasuk Prada, Dior dan Gucci semua memilih untuk presentasi digital di pekan mode Milan sebagai pengganti acara langsung.
Sementara itu, sesama label mewah Italia lainnya, Etro, juga mengadakan pertunjukan langsung di luar ruangan yang kemudian memunculkan banyak kritik setelah foto tamu undangan yang tidak mengenakan topeng tersebar di media sosial.
Terkait beberapa rumah mode yang menggelar presentasi busana secara fisik di kota Milan, Italia, Walikota Milan Giuseppe Sala pada Selasa (14/7) menyambut kembalinya aktivitas mode di kota itu. Dia mengatakan bahwa industri mode Italia sangat penting bagi perekonomian.
"Kita tidak hanya harus kembali ke bisnis seperti sedia kala, tetapi juga harus mencari cara mengembangkan bisnis di tengah normal baru yang jauh berbeda," kata Sala.
Sala kemudian menambahkan,"Milano adalah fesyen dan fesyen adalah Milano."
Baca juga: Kontroversi Melania Trump dan gaun Dolce & Gabbana
Baca juga: Dianggap rasis, Peragaan busana Dolce & Gabbana di China batal
Baca juga: Dukung Melania Trump, Dolce & Gabbana jual kaus #Boycott Rp3 juta-an
Pagelaran busana khusus pria pada Rabu (15/7) malam waktu setempat itu diadakan di halaman Universitas Humanitas Milan, universitas di mana penelitian tentang vaksin virus corona saat ini sedang berlangsung.
Dari 260 tamu yang hadir sebagian besar bukanlah orang Italia. Para tamu diminta menjaga jarak minimal 1 meter serta mengenakan masker sepanjang acara berlangsung. Selain itu para tamu wajib diperiksa suhu tubuhnya, dan ditolak aksesnya bila suhu tubuh mereka melebihi 37 derajat celcius pada saat kedatangan.
"Kami tidak bisa membayangkan dunia mode tanpa pertunjukan langsung. Desainer, jurnalis, pembeli, dan kita semua membutuhkannya," kata Domenico Dolce seperti dikutip dari The Guardian, Jumat.
Baca juga: Motif macan tutul akan kembali jadi tren mode
Baca juga: Dolce & Gabbana minta maaf pada orang China
"Perlahan kita harus memulai dari awal, namun sepenuhnya menghormati peraturan keselamatan dan kesehatan yang berlaku. Bagi kami peragaan busana langsung adalah hal mendasar, itu bagian dari mimpi," tambah Dolce.
Wilayah belakang panggung biasanya terbuka untuk pers, namun kini dibatasi hanya boleh diakses oleh penata rambut dan penata rias yang mengenakan masker serta perisai wajah.
Keputusan Dolce & Gabbana menggelar pertunjukkan fisik yang dihadiri ratusan orang ini jelas memicu pro dan kontra, terutama di saat rekan-rekan label mewah lain termasuk Prada, Dior dan Gucci semua memilih untuk presentasi digital di pekan mode Milan sebagai pengganti acara langsung.
Sementara itu, sesama label mewah Italia lainnya, Etro, juga mengadakan pertunjukan langsung di luar ruangan yang kemudian memunculkan banyak kritik setelah foto tamu undangan yang tidak mengenakan topeng tersebar di media sosial.
Terkait beberapa rumah mode yang menggelar presentasi busana secara fisik di kota Milan, Italia, Walikota Milan Giuseppe Sala pada Selasa (14/7) menyambut kembalinya aktivitas mode di kota itu. Dia mengatakan bahwa industri mode Italia sangat penting bagi perekonomian.
"Kita tidak hanya harus kembali ke bisnis seperti sedia kala, tetapi juga harus mencari cara mengembangkan bisnis di tengah normal baru yang jauh berbeda," kata Sala.
Sala kemudian menambahkan,"Milano adalah fesyen dan fesyen adalah Milano."
Baca juga: Kontroversi Melania Trump dan gaun Dolce & Gabbana
Baca juga: Dianggap rasis, Peragaan busana Dolce & Gabbana di China batal
Baca juga: Dukung Melania Trump, Dolce & Gabbana jual kaus #Boycott Rp3 juta-an
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
Tags: