Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024 menargetkan 49 produk riset dan inovasi yang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

"Di PRN 2020-2024, di sana ada 49 output atau produk yang kita targetkan dan kalau kita lihat ada 12 diantaranya barang kali 'urgent' (mendesak) karena memang harus bisa menjawab apa yang menjadi kebutuhan masyarakat hari ini maupun sampai lima tahun ke depan," kata Menristek Bambang dalam acara penyerahan simbolis dana prioritas riset nasional kepada Lembaga Penerima Insentif yang ditayangkan secara virtual di Jakarta, Jumat.

Dari 49 produk target tersebut, 12 produk target yang mendesak untuk diperoleh antara lain bahan bakar nabati (green fuel), drone atau Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) kombatan, garam industri, pangan termasuk padi dan jagung, obat modern asli Indonesia (OMAI) dan stem cell, baterai lithium untuk kendaraan listrik, satelit, kapal datar, serta pesawat N219 amfibi.

Menristek Bambang menuturkan bahan bakar nabati atau green fuel diharapkan bisa menggantikan bahan bakar minyak (BBM) impor yang harganya fluktuatif.

"Kita ingin mengurangi ketergantungan kita terhadap impor BBM yang harganya naik turun. Hari ini mungkin harganya sangat rendah tetapi kita tidak tahu nantinya pandemi sudah berakhir kondisi ekonomi global sudah kembali normal maka harga minyak bisa melonjak tinggi dan akhirnya menimbulkan tekanan pada neraca perdagangan maupun pada neraca transaksi berjalan kita," ujar Menristek Bambang.

Menristek Bambang menuturkan PUNA MALE kombatan merupakan produk drone pertama Indonesia untuk keperluan militer.
Baca juga: Kemenristek kucurkan Rp20 miliar untuk riset dan inovasi atasi corona

"Tentunya ini penting tidak hanya mengurangi ketergantungan impor alutsista (alat utama sistem pertahanan) kita tetapi juga penting untuk menjaga tentunya wilayah Nusantara dan ketahanan nasional," ujarnya.

Demikian juga, keberadaan garam industri nantinya diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor terhadap garam yang digunakan untuk keperluan industri.

Saat ini, kebutuhan garam untuk industri dipenuhi dari impor.

"Dalam skema ini kita mengutamakan penggunaan garam rakyat untuk menggantikan peran garam impor tersebut," tutur Menristek Bambang.

Selain itu, Indonesia juga mengembangkan baterai lithium untuk kendaraan listrik.

"Karena tentunya kita harus mulai mengarahkan Indonesia menjadi salah satu pemain penting dalam produksi mobil listrik," tuturnya.

Dalam memproduksi mobil listrik, Menristek Bambang menuturkan tentu tidak cukup hanya dengan menjadi integrator atau perakit terakhir tapi penting juga untuk menyuplai lebih banyak suku cadang dari kendaraan listrik, dan salah satu suku cadang yang paling penting adalah baterai.

Dalam bidang kesehatan, selain OMAI, stem cell juga dikembangkan dalam upaya untuk memberikan pelayanan lebih baik kepada pasien yang sedang menderita sakit.
Baca juga: ITS kembangkan 25 hasil riset dan inovasi bantu penanganan COVID-19

Kapal datar diharapkan bisa menjadi solusi baik untuk perikanan maupun untuk transportasi dan bisa diproduksi dengan biaya lebih hemat dalam waktu lebih cepat.

Riset di pangan seperti untuk komoditas padi dan jagung bertujuan untuk mengurangi kemiskinan, menyehatkan masyarakat dan mengurangi stunting atau kekerdilan.

Riset di bidang sosial humaniora diharapkan dapat membantu mempersiapkan masyarakat agar adaptif terhadap revolusi industri 4.0 dan lebih adaptif terhadap transformasi digital.

Selain menyiapkan masyarakat untuk transformasi digital, riset di bidang sosial humaniora juga harus bisa menggali nilai budaya lokal yang bisa menjadi salah satu kekuatan Indonesia untuk daya saing global.

"COVID-19 ini mengajarkan kepada kita bahwa transformasi digital dan revolusi industri keempat ternyata lebih cepat daripada yang kita perkirakan," tutur Menristek Bambang.
Baca juga: Indonesia-Prancis perkuat kerja sama riset dan inovasi

Pesawat N219 amfibi saat ini sedang diupayakan untuk mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Dengan adanya pesawat itu, diharapkan dapat menciptakan dan memperkuat koneksi antar pulau di Indonesia karena tidak setiap pulau atau setiap daerah di pinggir pantai mempunyai landasan atau bandar udara sehingga dibutuhkan pesawat yang bisa mendarat di atas permukaan air.

"Solusinya N219 yang juga merupakan karya anak bangsa bisa dipakai sebagai pesawat amfibi yang bisa mendarat di perairan tersebut," ujar Menristek Bambang.