Arus peti kemas Pelabuhan Priok turun sepanjang Semester I-2020
17 Juli 2020 14:07 WIB
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/1/2020). Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia pada 2019 mengalami defisit sebesar 3,2 miliar dolar Amerika Serikat atau lebih kecil bahkan hampir sepertiga dari defisit yang terjadi pada 2018 yaitu 8,6 miliar dolar Amerika Serikat. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.
Jakarta (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC mencatat arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok sepanjang Semester I-2020 sebesar 2,99 juta TEUs, turun 7,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 3,24 juta TEUs.
Kendati turun, Direktur Utama IPC Arif Suhartono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan penurunan arus peti kemas karena pandemi COVID-19 itu tidak setajam periode Januari-Mei 2020 yang secara tahunan (year on year/yoy) turun 10,4 persen.
"Penurunan trafik peti kemas pada akhir tahun 2020 paling tidak di kisaran 10 persen. Perkiraan ini dengan memperhatikan tren pada bulan-bulan sebelumnya," katanya.
Arif menjelaskan aktivitas di pelabuhan memang sangat dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian secara umum. Pemerintah telah membuat beberapa skenario terkait pandemi dan dampaknya bagi perekonomian, salah satunya adalah wabah corona baru akan reda pada kuartal I tahun 2021.
"Kami harus bersyukur, karena aktivitas di pelabuhan tetap berjalan dengan baik," katanya.
Sebelumnya, sepanjang periode Januari hingga Mei 2020, arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 2,8 juta TEUs, turun 10,4 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Meski turun, penurunan tersebut diklaim tidak setajam angka penurunan impor secara nasional.
Selain dipengaruhi pandemi COVID-19, penurunan diklaim juga merupakan imbas dari melambatnya aktivitas ekspor-impor, sebagaimana terjadi di seluruh dunia.
"Kami bersyukur karena dampak pandemi tidak menurunkan aktivitas dan produktivitas Pelabuhan sedalam beberapa sektor lainnya seperti oil and gas, transportasi dan pariwisata," imbuh Arif.
Baca juga: Arus peti kemas turun, IPC sasar potensi pasar pergudangan
Baca juga: Arus peti kemas stabil, namun arus barang turun di Tanjung Priok
Baca juga: Arus peti kemas di Tanjung Priok triwulan I-2020 turun 4,2 persen
Kendati turun, Direktur Utama IPC Arif Suhartono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan penurunan arus peti kemas karena pandemi COVID-19 itu tidak setajam periode Januari-Mei 2020 yang secara tahunan (year on year/yoy) turun 10,4 persen.
"Penurunan trafik peti kemas pada akhir tahun 2020 paling tidak di kisaran 10 persen. Perkiraan ini dengan memperhatikan tren pada bulan-bulan sebelumnya," katanya.
Arif menjelaskan aktivitas di pelabuhan memang sangat dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian secara umum. Pemerintah telah membuat beberapa skenario terkait pandemi dan dampaknya bagi perekonomian, salah satunya adalah wabah corona baru akan reda pada kuartal I tahun 2021.
"Kami harus bersyukur, karena aktivitas di pelabuhan tetap berjalan dengan baik," katanya.
Sebelumnya, sepanjang periode Januari hingga Mei 2020, arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 2,8 juta TEUs, turun 10,4 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Meski turun, penurunan tersebut diklaim tidak setajam angka penurunan impor secara nasional.
Selain dipengaruhi pandemi COVID-19, penurunan diklaim juga merupakan imbas dari melambatnya aktivitas ekspor-impor, sebagaimana terjadi di seluruh dunia.
"Kami bersyukur karena dampak pandemi tidak menurunkan aktivitas dan produktivitas Pelabuhan sedalam beberapa sektor lainnya seperti oil and gas, transportasi dan pariwisata," imbuh Arif.
Baca juga: Arus peti kemas turun, IPC sasar potensi pasar pergudangan
Baca juga: Arus peti kemas stabil, namun arus barang turun di Tanjung Priok
Baca juga: Arus peti kemas di Tanjung Priok triwulan I-2020 turun 4,2 persen
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: