Chicago (ANTARA) - Emas berjangka jatuh menjadi berada di level psikologis 1.800 dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), ketika dolar menguat dan Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan kebijakan moneternya, mendorong beberapa investor untuk mengunci keuntungan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, merosot 13,5 dolar AS atau 0,74 persen, menjadi ditutup pada 1.800,30 dolar AS per ounce.
Emas berjangka menguat 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.813,8 dolar AS per ounce pada Rabu (15/7/2020). "Narasi kuncinya adalah bahwa bank-bank sentral bertahan untuk beberapa waktu dan lebih banyak stimulus akan datang tetapi itu akan menjadi jauh di kemudian hari. Itu mengambil sedikit tren bullish bahwa emas telah menguat baru-baru ini," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.
Baca juga: Harga emas naik tipis ditopang lonjakan corona dan ketegangan AS-China
Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bank sentral akan menggunakan kekuatan stimulus sepenuhnya bahkan ketika ekonomi zona euro menunjukkan beberapa tanda rebound dari resesi yang disebabkan pandemi.
ECB pada Kamis (16/7/2020) mengumumkan bahwa mereka akan mempertahankan suku bunga simpanannya negatif 0,5 persen dan suku bunga pembiayaan kembali pada 0 persen.
Bank sentral juga mengatakan akan melanjutkan program pembelian aset dengan laju bulanan 20 miliar euro.
"Beberapa investor mengunci keuntungan, tetapi investor jangka menengah dan panjang dengan kuat mempertahankan posisi mereka, serta mereka mencari untuk membeli pada penurunan yang signifikan," tambah Moya, dikutip dari Reuters.
Emas yang secara luas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah naik di belakang langkah-langkah stimulus besar-besaran dan suku bunga rendah, meskipun pelaku pasar masih terbelah tentang prospek inflasi.
Meningkatnya ketegangan AS dan China serta peningkatan infeksi virus corona di beberapa negara utama membuat emas tetap didukung secara fundamental, kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
Lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini di Amerika Serikat telah memaksa negara-negara bagian seperti California untuk melakukan penguncian kembali, memicu kekhawatiran akan lebih banyak kerusakan bisnis.
Emas juga di bawah tekanan ketika laporan yang dirilis oleh Federal Reserve Bank of Philadelphia menempatkan indeks manufaktur di 24,1 pada Juli, lebih baik dari yang diperkirakan, dan sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan penjualan ritel AS naik 7,5 persen pada Juni.
Laporan klaim pengangguran mingguan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (16/7/2020) menunjukkan klaim awal pengangguran turun 10.000 menjadi 1,3 juta.
Analis pasar memperingatkan bahwa meskipun laporan menunjukkan sedikit penurunan di pasar kerja, penutupan lebih lanjut karena peningkatan jumlah kasus COVID-19 di Amerika Serikat kemungkinan besar, berpotensi mengakibatkan lebih banyak kehilangan pekerjaan, mencegah emas dari kejatuhan besar.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 18,8 sen atau 0,95 persen, menjadi ditutup pada 19,573 dolar AS per ounce.
Platinum untuk pengiriman Oktober turun 6,2 dolar AS atau 0,74 persen, menjadi menetap pada 837 dolar AS per ounce.
Baca juga: Produksi emas RI anjlok, hingga Mei 2020 baru 9,98 ton
Baca juga: Emas turun karena ambil untung, namun ditopang lonjakan kasus corona
Emas jatuh 13,5 dolar ketika ECB pertahankan kebijakan tidak berubah
17 Juli 2020 05:34 WIB
Dokumentasi - Seorang karyawan menyusun emas batangan. ANTARA/REUTERS/Mariya Gordeyeva/am.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: