WHO Akan Terima Jutaan Vaksin Flu Babi
11 November 2009 17:08 WIB
A vial of an experimental H1N1 swine flu vaccine is shown during early trials with medical volunteers at the University of Maryland in Baltimore (8/10).The vaccine is designed to protect against the H1N1 influenza virus. ((ANTARA-REUTERS/Jason Reed))
PBB, New York (ANTARA News) - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi kesehatan dunia, WHO, akan menerima sumbangan 50 juta dosis vaksin flu babi (H1N1) dari GlaxoSmithKline, salah satu raksasa perusahaan obat-obatan.
Menurut keterangan yang dilansir Markas Besar PBB di New York, Selasa waktu setempat, vaksin sumbangan itu akan disebarkan ke 95 negara berkembang yang ada dalam daftar WHO.
Namun dalam keterangan itu tidak dicantumkan negara-negara mana saja yang masuk dalam daftar 95 negara yang bisa memperoleh vaksin sumbangan GlaxoSmithKline.
Berdasarkan perjanjian antara WHO dengan pihak GlaxoSmithKline, WHO akan menerima pengiriman pertama vaksin tersebut akhir November 2009.
WHO, menurut PBB, berupaya mengamankan cukup banyak vaksin guna memenuhi kebutuhan 10 persen populasi di negara-negara berkembang.
Pekan lalu, WHO memperingatkan bahwa dunia belum mengalami puncak musim flu, yang akan terjadi antara Januari dan Februari diman pada bulan-bulan ini kasus flu babi mungkin akan bertambah.
Badan dunia itu juga menekankan bahwa kendati ada kekhawatiran tentang efek samping, vaksin tersebut masih menjadi alat terbaik dan tersedia untuk memerangi virus flu babi.
Hingga 1 November, flu babi telah menewaskan 6.000 manusia di berbagai belahan dunia. Pada saat yang sama, sudah lebih dari 482.000 kasus flu babi yang ditemukan dan dipastikan harus diperiksa laboratorium. (*)
Menurut keterangan yang dilansir Markas Besar PBB di New York, Selasa waktu setempat, vaksin sumbangan itu akan disebarkan ke 95 negara berkembang yang ada dalam daftar WHO.
Namun dalam keterangan itu tidak dicantumkan negara-negara mana saja yang masuk dalam daftar 95 negara yang bisa memperoleh vaksin sumbangan GlaxoSmithKline.
Berdasarkan perjanjian antara WHO dengan pihak GlaxoSmithKline, WHO akan menerima pengiriman pertama vaksin tersebut akhir November 2009.
WHO, menurut PBB, berupaya mengamankan cukup banyak vaksin guna memenuhi kebutuhan 10 persen populasi di negara-negara berkembang.
Pekan lalu, WHO memperingatkan bahwa dunia belum mengalami puncak musim flu, yang akan terjadi antara Januari dan Februari diman pada bulan-bulan ini kasus flu babi mungkin akan bertambah.
Badan dunia itu juga menekankan bahwa kendati ada kekhawatiran tentang efek samping, vaksin tersebut masih menjadi alat terbaik dan tersedia untuk memerangi virus flu babi.
Hingga 1 November, flu babi telah menewaskan 6.000 manusia di berbagai belahan dunia. Pada saat yang sama, sudah lebih dari 482.000 kasus flu babi yang ditemukan dan dipastikan harus diperiksa laboratorium. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
Tags: