Inggris (ANTARA) - Tingkat kematian pasien COVID-19 di unit perawatan intensif (ICU) menurun sekitar sepertiga sejak awal pandemi, sebagian berkat perawatan rumah sakit yang lebih baik, menurut temuan tinjauan studi.

Analisis global menyangkut 24 studi pengamatan COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru, dipublikasi pada Rabu (15/7) di jurnal Anaesthesia.

Penelitian, yang dipimpin oleh Profesor Tim Cook pada Royal United Hospitals Bath Inggris, menemukan bahwa secara keseluruhan tingkat kematian pasien COVID-19 di unit perawatan intensif (ICU) turun dari hampir 60 persen sejak akhir Maret menjadi 42 persen pada akhir Mei. Angka tersebut tidak terlalu berbeda dengan di Eropa, Asia dan Amerika Utara.

Penulis studi menyuguhkan sejumlah penjelasan, termasuk "pemahaman cepat yang berlangsung pada skala global karena publikasi yang cepat dari laporan klinis pada awal pandemi". Hasil studi juga menunjukkan bahwa ICU rumah sakit mungkin sangat kewalahan pada awal pandemi.

Para dokter melaporkan kemajuan dalam mempelajari virus yang sangat menular itu guna memiliki pemahaman yang lebih baik dalam mengatasi masalah-masalah utama yang dialami banyak pasien. Namun, laporan itu menyebutkan bahwa masih banyak tugas yang perlu dilakukan dalam mengembangkan pengobatan dan vaksin pencegahan.

Para peneliti menyebutkan temuan mereka dapat mencerminkan waktu tinggal di ICU seperti yang tercakup di data tersebut. Mereka mencatat bahwa hampir sepertiga pasien ICU di Inggris dirawat selama lebih dari 28 hari dan sembilan persen selama 42 hari lebih.

Penulis menekankan bahwa tingkat kematian COVIR-19 saat ini berada pada kisaran 40 persen, yang masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 22 persen untuk penyakit pneumonia lainnya.

"Secara optimistis, sementara pandemi meningkat, kita mungkin mampu mengatasi COVID-19 dengan lebih baik," katanya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Studi prediksi lonjakan kematian HIV, TB, malaria di tengah pandemi

Baca juga: Peneliti ungkap COVID-19 dapat sebabkan kerusakan otak

Baca juga: Studi: Penggunaan masker secara luas cegah gelombang kedua COVID-19


Kemristek keluarkan dana Rp27,3 miliar untuk 139 proposal inovasi COVID-19