"Untuk ketersediaan pangan di Jawa Tengah cukup, aman, sampai saat ini saja sudah 2,4 juta ton beras, dan diperkirakan sampai akhir tahun surplus sekitar 2,8 juta ton beras," katanya usai kegiatan panen raya di Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa beberapa lahan pertanian padi di Jawa Tengah dapat melakukan tiga kali tanam dalam satu tahun sehingga mampu mendongkrak ketersediaan pangan.
Baca juga: Aman, Mentan perkirakan akhir 2020 masih ada stok beras 6,1 juta ton
Bahkan hasil pertanian padi di Jawa Tengah, lanjut dia, mampu memasok kebutuhan pangan di sejumlah daerah di Indonesia.
"Seperti di Kecamatan Dukuhwaru ini hampir semua lahan bisa tanam padi tiga kali. Kalau gabah biasanya ke Jawa Barat, tapi kalau beras itu banyak, seperti Sulawesi, Kalimantan, Lampung dan Sumatra Utara, bahkan sampai Batam," ujarnya.
Menurut dia, keberhasilan di sektor pertanian itu karena upaya yang dilakukan pihaknya seperti sistem percepatan, kondisi iklim lebih baik dibanding 2019 lalu, dan adanya lahan yang bisa tiga kali masa tanam dalam satu tahun
Baca juga: Mentan perkirakan neraca beras hingga Desember masih surplus
"Selain itu kita melakukan pengamatan produksi, pengamatan dini dan langsung melakukan pengendalian untuk kewaspadaan hama," katanya.
Selain itu ada program padi hamparan yakni dengan menanam padi menggunakan bibit unggul berkualitas ekspor karena sistem ini menggunakan satu manajemen untuk mengelola bibit, lahan, serta mengatasi gangguan hama dan kendala iklim.
"Untuk program padi hamparan hampir di semua kabupaten di Jawa Tengah sudah ada," imbuhnya.
Suryo menambahkan selain padi hasil pertanian yang mengalami surplus adalah jagung yakni pada angka sekitar 3,2 juta ton jagung.
Baca juga: Jawa Timur diperkirakan surplus beras 1,9 juta ton pada semester I