Jakarta (ANTARA) -
Kesepakatan Nuklir (Joint Comprehensive Plan of Action - JCPOA) yang ditandatangani pada 14 Juli 2015 oleh lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yaitu Rusia, Amerika Serikat, China, Prancis, Inggris dan juga Jerman (5+1) dengan Iran merupakan produk penting diplomasi multilateral yang didukung oleh komunitas internasional.
Hal itu ditekankan oleh pemerintah Iran melalui pernyataan tertulis yang disampaikan Kedutaan Besar Iran di Jakarta, Kamis.
Namun, keluarnya Amerika Serikat secara sepihak dari JCPOA pada 8 Mei 2018 membahayakan kesepakatan nuklir Iran yang sudah berusia lima tahun, kata pernyataan dari Kedubes Iran tersebut.
Menurut pemerintah Iran, modal internasional, hukum, teknis, strategis, dan politik dari JCPOA telah sangat terkikis pada peringatan kelima tahunnya akibat tindakan sepihak AS yang destruktif.
Ketidakpatuhan pemerintah AS itu memperumit situasi saat ini dan secara nyata membuat Republik Islam Iran yang patuh terhadap kewajibannya tidak dapat memanfaatkan hasil dari JCPOA, salah satunya pencabutan sanksi nuklir, kata pihak Kedubes Iran.
Untuk itu, hak dan kewajiban yang terkandung dalam JCPOA harus diingatkan kembali kepada negara-negara yang masih berada dalam kesepakatan itu dan para anggota Dewan Keamanan PBB.
Baca juga: Menlu Iran tak yakin "kesepakatan Trump" soal isu nuklir bertahan lama
Baca juga: Presiden Iran tolak gagasan 'kesepakatan Trump' soal nuklir
Mulai dari penekanan resolusi 2231 tentang "mempromosikan dan memfasilitasi pengembangan interaksi ekonomi dan perdagangan normal serta kerja sama dengan Iran" dan "implementasi penuh kerangka waktu yang disepakati" pada JCPOA dan resolusi 2231 hingga pentingnya sistem pencabutan sanksi yang tertera pada JCPOA sebagai salah satu pondasi dasar perjanjian itu.
JCPOA adalah solusi diplomatik yang dinegosiasikan untuk penyelesaian damai atas program nuklir damai Republik Islam Iran.
JCPOA merupakan kesepakatan yang bersifat komprehensif dan final. Iran memasuki negosiasi JCPOA secara serius dan dengan pandangan ke depan, serta melaksanakan hasil dari negosiasi dengan itikad baik.
Pemerintah Iran telah menegaskan kembali kesiapan untuk mempertahankan dan sepenuhnya melaksanakan seluruh ketentuan JCPOA oleh semua pihak yang berada dalam kesepakatan nuklir tersebut.
Pemerintah Iran pun menekankan kepentingan negara itu untuk mendapatkan manfaat penuh dari hasil ekonomi mekanisme pencabutan sanksi seperti yang ditentukan dalam JCPOA.
Iran juga menyatakan siap untuk mengambil tindakan tegas terhadap keinginan yang berlebihan dan langkah-langkah yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, Iran sangat mendesak ketiga negara Eropa untuk mematuhi komitmen mereka, dan mempersiapkan kondisi yang baik bagi perlindungan dan pelaksanaan penuh JCPOA daripada mengikuti arah kebijakan berdasarkan tekanan AS.
Selain itu, Pemerintah Iran menyampaikan apresiasi kepada China dan Rusia atas tindakan dan kebijakan yang melindungi kesepakatan nuklir Iran (JCPOA).
Tindakan dan kebijakan konstruktif China dan Rusia untuk melindungi kesepakatan nuklir Iran serta pelaksanaannya ditunjukkan pada Dewan Keamanan PBB, Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan Komisi Bersama JCPOA.
Iran berharap upaya China dan Rusia dalam melindungi JCPOA terus berlanjut sampai adanya pelaksanaan penuh dari kesepakatan nuklir itu.
Baca juga: Iran kaji ulang kerja sama dengan badan pengawas nuklir dunia
Baca juga: Keputusan pengayaan uranium Iran dapat akhiri kesepakatan nuklir 2015
Baca juga: Iran tingkatkan pengayaan uranium melebihi sebelum kesepakatan 2015
Kedubes: kesepakatan nuklir Iran produk penting diplomasi multilateral
16 Juli 2020 18:11 WIB
Iran dan enam negara kuat dunia mencapai kesepakatan nuklir baru pada Juli 2015.(REUTERS/Heinz-Peter Bader)
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020
Tags: