Jakarta (ANTARA News) - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (BP Migas) mengatakan ladang Donggi dan Senoro, Sulawesi Tengah akan mulai berproduksi Maret 2013.

"Berdasarkan rapat tanggal 5 Nopember 2009 di Ditjen Migas antara calon konsumen domestik dan produsen, maka direncanakan produksi gas perdana pada kuartal pertama 2013", jelas R. Priyono, Kepala BP Migas, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR-RI di Jakarta, hari ini.

Priyono menjelaskan konsumen domestik yang akan membeli gas dari lapangan Donggi dan Senoro adalah PT PLN, PT PUSRI dan PT Panca Amara Utama (PAU.

"Berdasarkan rencana tersebut, produksi puncak dari kedua lapangan tersebut adalah sebesar 335 juta standar kaki kubic per hari (mmscfd) selama 25 tahun", papar Priyono.

Dia mengatakan pembeli domestik, yaitu PT PLN akan mendapatkan gas sebanyak 50 mmscfd, PT PUSRI 91 mmscfd dan PT PAU sebesar 70 mmscfd.

Dalam pertemuan tersebut, jelas Priyono, pihak produsen yakni PT Pertamina dan PT Medco Energi Internasional meminta kepastian pendanaan proyek hilir dari perbankan.

Namun terkait gas yang akan dijual melalui pipa untuk kilang Donggi Senoro LNG (DSLNG), hingga saat ini Pemerintah belum memberikan persetujuan harga jual gas.

Pada Agustus 2007, PT Medco Energi Internasional, PT Pertamina (Persero), dan Mitsubishi Corporation menyetujui untuk mendirikan perusahaan yang akan mengembangkan kilang LNG (Gas Alam Cair) di Donggi.

Selanjutnya, Donggi Senoro LNG (DSLNG) tersebut akan memanfaatkan pasokan gas dari lapangan gas Senoro, blok Toili, dan dari lapangan Donggi, Matindok, Maleo-Raja serta Minahaki di blok Matindok yang dikelola oleh Pertamina dan Medco.

Namun, Pemerintah menginginkan agar pasokan gas dari blok Toili dan Matindok itu seluruhnya diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan domestik seperti pabrik pupuk dan industri.(*)