Bonek diminta GTPP "hijaukan" Jatim dan Surabaya dari COVID-19
16 Juli 2020 16:05 WIB
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pusat Doni Monardo didampingi Presiden Persebaya Azrul Ananda beserta perwakilan elemen suporter Persebaya, Bonek, usai menggelar pertemuan di Surabaya, Kamis (16/7/2020). ANTARA/HO-Jonathan Yohvinno-Persebaya/fa/am.
Surabaya (ANTARA) - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (GTPP) Pusat Doni Monardo meminta suporter Persebaya yang dikenal dengan julukan Bonek "menghijaukan" atau membantu upaya menuju zona hijau Provinsi Jawa Timur dan Kota Surabaya dari virus corona jenis baru penyebab COVID-19.
"Jadikan Jatim dan Surabaya menjadi 'hijau'," katanya seperti dikutip dari laman resmi klub Persebaya, di Surabaya, Kamis.
Pada masa pandemi COVID-19 saat ini, Provinsi Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya merupakan kawasan zona merah atau berisiko tinggi terhadap kasus penyebarannya.
Doni Monardo yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut meminta elemen "Bonek Mania" membuat Jatim dan Surabaya menjadi zona hijau atau tidak berisiko dan tidak berdampak COVID-19.
Pada kesempatan yang digelar di salah satu hotel dan dilakukan dengan protokol kesehatan tersebut, ia juga berpesan kepada Bonek agar tidak bosan melakukan sosialisasi protokol kesehatan sekaligus turut mencegah penyebaran virus corona.
"Untuk itu dari gerakan yang sudah dilakukan Bonek dan Persebaya, saya yakin bisa berhasil mengurangi risiko penularan COVID-19," katanya.
Menurut dia, upaya pencegahan adalah strategi paling efektif dan diharapkan seluruh pihak tidak membiarkan masyarakat terpapar COVID-19.
Ia bahkan memuji gerakan elemen suporter yang dilakukan secara masif, seperti Gerakan Sejuta Masker dan kampanye "Tri Wani" (tiga berani), yakni "wani bermasker"." wani cuci tangan", dan "wani jaga jarak".
"Pesan bapak Presiden Joko Widodo dalam menghadapi pandemi COVID-19 adalah 20 persen medis dan 80 persen pencegahan. Nah, ujung tombak pencegahan adalah dari komunitas masyarakat itu sendiri," katanya.
Sementara itu, Presiden Persebaya Azrul Ananda menyampaikan Bonek sudah melakukan aksi-aksi kemanusiaan sejak lama, bahkan aktivitas melawan COVID-19 mulai Maret 2020.
"Bonek kalau frekuensinya sudah sama, maka mereka akan bergerak secara masif untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama, dan masing-masing komunitas adalah ujung tombak pencegahan COVID-19," katanya.
Baca juga: Tiga laga timnas Indonesia ditunda antisipasi virus corona
Baca juga: Pantau penanganan COVID-19 Jatim, Menkes "ngantor" di Surabaya
Baca juga: Pelatih Persebaya tak permasalahkan penundaan laga lawan Persija
Baca juga: Presiden Persebaya minta Bonek utamakan kesehatan di pandemi COVID-19
Baca juga: Gugus tugas telusuri positif COVID-19 pada tiga media di Surabaya
"Jadikan Jatim dan Surabaya menjadi 'hijau'," katanya seperti dikutip dari laman resmi klub Persebaya, di Surabaya, Kamis.
Pada masa pandemi COVID-19 saat ini, Provinsi Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya merupakan kawasan zona merah atau berisiko tinggi terhadap kasus penyebarannya.
Doni Monardo yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut meminta elemen "Bonek Mania" membuat Jatim dan Surabaya menjadi zona hijau atau tidak berisiko dan tidak berdampak COVID-19.
Pada kesempatan yang digelar di salah satu hotel dan dilakukan dengan protokol kesehatan tersebut, ia juga berpesan kepada Bonek agar tidak bosan melakukan sosialisasi protokol kesehatan sekaligus turut mencegah penyebaran virus corona.
"Untuk itu dari gerakan yang sudah dilakukan Bonek dan Persebaya, saya yakin bisa berhasil mengurangi risiko penularan COVID-19," katanya.
Menurut dia, upaya pencegahan adalah strategi paling efektif dan diharapkan seluruh pihak tidak membiarkan masyarakat terpapar COVID-19.
Ia bahkan memuji gerakan elemen suporter yang dilakukan secara masif, seperti Gerakan Sejuta Masker dan kampanye "Tri Wani" (tiga berani), yakni "wani bermasker"." wani cuci tangan", dan "wani jaga jarak".
"Pesan bapak Presiden Joko Widodo dalam menghadapi pandemi COVID-19 adalah 20 persen medis dan 80 persen pencegahan. Nah, ujung tombak pencegahan adalah dari komunitas masyarakat itu sendiri," katanya.
Sementara itu, Presiden Persebaya Azrul Ananda menyampaikan Bonek sudah melakukan aksi-aksi kemanusiaan sejak lama, bahkan aktivitas melawan COVID-19 mulai Maret 2020.
"Bonek kalau frekuensinya sudah sama, maka mereka akan bergerak secara masif untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama, dan masing-masing komunitas adalah ujung tombak pencegahan COVID-19," katanya.
Baca juga: Tiga laga timnas Indonesia ditunda antisipasi virus corona
Baca juga: Pantau penanganan COVID-19 Jatim, Menkes "ngantor" di Surabaya
Baca juga: Pelatih Persebaya tak permasalahkan penundaan laga lawan Persija
Baca juga: Presiden Persebaya minta Bonek utamakan kesehatan di pandemi COVID-19
Baca juga: Gugus tugas telusuri positif COVID-19 pada tiga media di Surabaya
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: