Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bersama dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini secara virtual meresmikan proyek-proyek ketenagalistrikan nasional di Jakarta, Kamis.

Proyek ketenagalistrikan tersebut mencakup peningkatan akses dan keandalan pasokan listrik dalam rangka menuju rasio elektrifikasi 100 persen.

Proyek ketenagalistrikan yang diresmikan terdiri atas proyek pembangkit listrik, transmisi dan gardu induk PT PLN (Persero) serta komitmen pasokan listrik untuk industri smelter, program CSR kelistrikan Sinar Mas Group, dan program bantuan pasang baru listrik (BPBL) 450 volt ampere (VA).

"Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terus berkomitmen menyediakan pasokan energi yang cukup dan merata meskipun saat ini kita tengah berada pada masa adaptasi kebiasaan baru akibat pandemi COVID-19. Selain itu, juga mendorong badan usaha agar tetap menyediakan pasokan listrik yang cukup melalui pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, sehingga aktivitas masyarakat yang bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah tidak terganggu," ungkap Menteri ESDM Arifin Tasrif saat melakukan peresmian.

Baca juga: PLN: PMN Rp5 triliun untuk pembangkit EBT hingga distribusi listrik

Proyek infrastruktur PT PLN yang diresmikan mencakup pembangkit listrik, jaringan transmisi dan gardu induk. "Hari ini kita bersama-sama akan menjadi saksi diresmikannya 10 pembangkit listrik dengan total kapasitas sebesar 555 megawatt (MW), 5 proyek jaringan transmisi hampir mencapai 280.000 kms dan 4 proyek gardu induk yang tersebar di seluruh Indonesia mencapai 330 MVA.

Total investasi infrastruktur ketenagalistrikan, khususnya untuk 10 pembangkit listrik mencapai Rp15 triliun dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 4.038 orang, kata Menteri Arifin.

Sepuluh proyek pembangkit yang diresmikan adalah PLTP Muara Laboh (80 MW); PLTGU Muara Karang (300 MW); PLTMG Langgur (20 MW); PLTMG Seram (20 MW); PLTM Ambon Peaker (30 MW); PLTMG Biak (15 MW); PLTMG Biak 2- NCB PT Indonesia Power (10 MW); PLTMG Jayapura Peaker (40 MW); PLTMG Merauke (20 MW); PLTMG Merauke 2 - NCB 9 PT Indonesia Power (20 MW).

"Ketersediaan energi listrik yang cukup hingga ke pelosok daerah diharapkan dapat mendukung pertumbuhan industri, baik industri besar maupun kecil di daerah-daerah. Selain untuk kawasan industri, Kementerian ESDM juga memprioritaskan ketersediaan listrik di kawasan ekonomi khusus, pariwisata, sentra perikanan dan lain-lain. Pada dasarnya, keberadaan energi harus dirasakan manfaatnya di seluruh Wilayah Indonesia," jelas Menteri Arifin.

Baca juga: PGN bangun klasterisasi infrastruktur LNG untuk pembangkit listrik

Senada, Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengungkapkan bahwa sejumlah proyek yang diresmikan pada hari ini merupakan bagian dari proyek 35.000 MW. PLN terus berkomitmen untuk dapat memenuhi hak dasar masyarakat, yaitu mendapatkan akses listrik. Di tengah kondisi pandemi COVID-19, PLN terus menyelesaikan proyek pembangkit listrik 35.000 MW dan pembangunan jaringan transmisi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

"Pada hari ini kita juga akan menjadi saksi terlaksananya surat perjanjian jual beli tenaga listrik (SPJBTL) antara PT PLN (Persero) dengan 6 perusahaan industri pengolahan mineral dan penandatanganan 7 MoU dengan total kebutuhan listrik mencapai sekitar 1.120 MW. Penandatanganan jual beli listrik ini adalah bentuk kerja sama yang saling membutuhkan antara PLN dan industri smelter. Penandatanganan jual beli ini juga menjadi bentuk dukungan PLN terhadap pertumbuhan industri di Indonesia, sekaligus meningkatkan konsumsi listrik perkapita Indonesia," imbuh Menteri ESDM.

Baca juga: Pakar: Pemerintah - PLN perlu antisipasi penurunan permintaan listrik

Enam perusahaan yang telah menandatangani SPJBTL dengan PLN adalah PT Sebuku Iron Lateritic Ores di Kalimantan Selatan (30 MVA); PT Parenggean Makmur Sejahtera di Kalimantan Tengah (40 MVA); PT Ceria Nugraha Indotama di Sulawesi Tenggara (412 MVA); PT Bintang Smelter Indonesia di Sulawesi Tenggara (100 MVA); PT Huadi Nickel Alloy di Sulawesi Selatan (190 MVA); dan PT Kapuas Prima Citra di Kalimantan Tengah (2,5 MVA), jumlahnya mencapai 722 MW. Bahkan, Kementerian ESDM mendorong dan memfasilitasi perusahaan smelter untuk mendapatkan dukungan pendanaan hingga diperolehnya komitmen penyediaan dana dari bank, seperti yang telah terjadi pada PT Ceria Nugraha Indotama.

Selain itu PLN juga telah mengikat MOU dengan 7 perusahaan smelter yaitu PT Aneka tambang, PT Ang And Fang Brother, PT Mahkota Konaweeha, PT Dinamika Sejahtera Mandiri, PT Kalbar Bumi Perkasa, PT Gulf Mangan Grup, dan PT Kobar Lamandau Mineral, total kebutuhan listrik diperkirakan 395 MW.