Kejar pemulihan, Presiden minta ungkit kegiatan ekonomi kuartal III
15 Juli 2020 21:48 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan saat penyerahan bantuan modal kerja di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). Presiden kembali menyerahkan bantuan kepada para pedagang kaki lima, keliling, rumahan hingga pedagang asongan masing-masing sebesar Rp2,4 juta sebagai tambahan modal kerja di tengah kondisi pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengingatkan para gubernur untuk mengungkit kegiatan perekonomian di kuartal III 2020 karena periode itu merupakan momentum pemulihan ekonomi Tanah Air pada tahun ini.
Presiden menyampaikan hal tersebut setelah memperoleh proyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal II 2020 kemungkinan menurun ke minus 4,3 persen, setelah di kuartal I 2020 masih bisa bertumbuh positif di 2,97 persen.
“Di semester kedua, terutama di kuartal ketiga, kita harus berani berbuat sesuatu untuk ini diungkit ke atas lagi. Momentumnya adalah di bulan Juli, Agustus, dan September, kuartal ketiga 2020. Kalau kita tidak bisa mengungkit di kuartal ketiga, jangan berharap kuartal keempat akan bisa,” kata Presiden dalam pengarahan kepada para gubernur mengenai percepatan belanja APBD di Istana Kepresidenan Bogor, yang dimuat di laman resmi Sekretariat Kabinet, Rabu.
Presiden mengatakan jika para gubernur tidak bisa memanfaatkan momentum ekonomi di kuartal III, maka jangan harap ekonomi dapat terungkit di kuartal IV 2020.
Baca juga: Presiden : Pertumbuhan ekonomi kuartal III akan jadi kunci pemulihan
Namun, Presiden tetap mengingatkan agar para gubernur tetap mengatur keseimbangan antara “rem” dan “gas” dalam membuat kebijakan untuk menangani masalah kesehatan dan ekonomi di tengah pandemi COVID-19. Jangan sampai kegiatan ekonomi dipacu, namu berakibat buruk pada kesehatan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
“Tidak bisa kita ngegas yang hanya ekonominya saja tidak bisa, ya COVID-19-nya juga nanti malah naik ke mana-mana, tidak bisa. Dua-duanya ini harus betul-betul digas dan remnya diatur betul,” ujar Jokowi.
Kepala Negara mengingatkan ekonomi global terus dilanda ketidakpastian. Menurut Presiden, jika Indonesia menerapkan isolasi wilayah (lockdown) pada beberapa waktu lalu, mungkin ekonomi Indonesia akan minus hingga 17 persen. Maka dari itu, kata Presiden, Indonesia cukup beruntung karena kondisinya tidak separah ekonomi negara-negara lain.
Baca juga: Presiden ingatkan warga miliki perasaan sama krisis ekonomi-kesehatan
“Dan beruntung sekali, kita sekarang ini, kondisi ekonomi kita, meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan, ini dari hitungan pagi tadi yang saya terima, kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3 (persen),” ujarnya.
Presiden menyampaikan hal tersebut setelah memperoleh proyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal II 2020 kemungkinan menurun ke minus 4,3 persen, setelah di kuartal I 2020 masih bisa bertumbuh positif di 2,97 persen.
“Di semester kedua, terutama di kuartal ketiga, kita harus berani berbuat sesuatu untuk ini diungkit ke atas lagi. Momentumnya adalah di bulan Juli, Agustus, dan September, kuartal ketiga 2020. Kalau kita tidak bisa mengungkit di kuartal ketiga, jangan berharap kuartal keempat akan bisa,” kata Presiden dalam pengarahan kepada para gubernur mengenai percepatan belanja APBD di Istana Kepresidenan Bogor, yang dimuat di laman resmi Sekretariat Kabinet, Rabu.
Presiden mengatakan jika para gubernur tidak bisa memanfaatkan momentum ekonomi di kuartal III, maka jangan harap ekonomi dapat terungkit di kuartal IV 2020.
Baca juga: Presiden : Pertumbuhan ekonomi kuartal III akan jadi kunci pemulihan
Namun, Presiden tetap mengingatkan agar para gubernur tetap mengatur keseimbangan antara “rem” dan “gas” dalam membuat kebijakan untuk menangani masalah kesehatan dan ekonomi di tengah pandemi COVID-19. Jangan sampai kegiatan ekonomi dipacu, namu berakibat buruk pada kesehatan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
“Tidak bisa kita ngegas yang hanya ekonominya saja tidak bisa, ya COVID-19-nya juga nanti malah naik ke mana-mana, tidak bisa. Dua-duanya ini harus betul-betul digas dan remnya diatur betul,” ujar Jokowi.
Kepala Negara mengingatkan ekonomi global terus dilanda ketidakpastian. Menurut Presiden, jika Indonesia menerapkan isolasi wilayah (lockdown) pada beberapa waktu lalu, mungkin ekonomi Indonesia akan minus hingga 17 persen. Maka dari itu, kata Presiden, Indonesia cukup beruntung karena kondisinya tidak separah ekonomi negara-negara lain.
Baca juga: Presiden ingatkan warga miliki perasaan sama krisis ekonomi-kesehatan
“Dan beruntung sekali, kita sekarang ini, kondisi ekonomi kita, meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan, ini dari hitungan pagi tadi yang saya terima, kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3 (persen),” ujarnya.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: