Dompet Dhuafa Sulsel turunkan tim bantu korban di Masamba
15 Juli 2020 19:51 WIB
Suasana tim Dompet Dhuafa bersama tim gabungan memberikan bantuan kedaruratan pada korban terdampak banjir bandang di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara , Sulsel, Rabu (15/7/2020). ANTARA Foto/HO/DD Sulsel
Makassar (ANTARA) - Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan (DD Sulsel) menurunkan tim cepat tanggap untuk membantu kebutuhan darurat bagi korban terdampak banjir bandang di Masamba, Luwu Utara, Sulsel.
"Hingga hari ini Dompet Dhuafa telah melakukan asesmen dan pendampingan awal terhadap warga terdampak, termasuk memberikan bantuan kebutuhan konsumsi sehari-hari," kata Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulsel, Rahmat Hidayat di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpun oleh tim di lapangan diketahui ratusan rumah warga di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, dihantam banjir bandang pada Senin malam (13/7). Sebanyak 4.930 keluarga di 6 kecamatan terdampak. Hingga saat ini 16 orang dilaporkan meninggal dunia dan 46 lainnya masih dalam pencarian.
Baca juga: Gubernur Sulsel laporkan banjir Lutra kepada Presiden
Banjir ini dilaporkan sebagai banjir terparah yang melanda wilayah tersebut. Ratusan rumah warga terendam lumpur bercampur pasir setelah diterjang air bah setinggi dua meter.
Berkaitan dengan hal tersebut, tim Dompet Dhuafa Sulsel bergabung bersama tim gabungan untuk melakukan evakuasi korban hilang di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara yang juga merupakan lokasi terdampak parah banjir bandang.
Ratusan rumah di desa ini tertimbun lumpur. Aktivitas warga lumpuh karena lumpur yang membawa material seperti kayu sampah menutup jalan di permukiman warga.
“Hingga hari ini tim yang diturunkan di lapangan terus melakukan evakuasi korban hilang di Desa Radda, Kecamatan Baebunta. Sementara untuk rencana respon ke depan, Dompet Dhuafa akan membuka dapur umum, pos hangat dan aksi bersih material yg masih menutupi ruas jalan,” ujarnya.
Baca juga: IDI Makassar bantu korban bencana banjir bandang di Luwu Utara
Sementara itu, BNPB Sulsel mencatat sebanyak 4.930 keluarga di Luwu Utara terdampak banjir bandang yang terjadi pada Senin (15/7) lalu. Mereka berasal dari 6 kecamatan yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat.
"Hingga hari ini Dompet Dhuafa telah melakukan asesmen dan pendampingan awal terhadap warga terdampak, termasuk memberikan bantuan kebutuhan konsumsi sehari-hari," kata Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulsel, Rahmat Hidayat di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpun oleh tim di lapangan diketahui ratusan rumah warga di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, dihantam banjir bandang pada Senin malam (13/7). Sebanyak 4.930 keluarga di 6 kecamatan terdampak. Hingga saat ini 16 orang dilaporkan meninggal dunia dan 46 lainnya masih dalam pencarian.
Baca juga: Gubernur Sulsel laporkan banjir Lutra kepada Presiden
Banjir ini dilaporkan sebagai banjir terparah yang melanda wilayah tersebut. Ratusan rumah warga terendam lumpur bercampur pasir setelah diterjang air bah setinggi dua meter.
Berkaitan dengan hal tersebut, tim Dompet Dhuafa Sulsel bergabung bersama tim gabungan untuk melakukan evakuasi korban hilang di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara yang juga merupakan lokasi terdampak parah banjir bandang.
Ratusan rumah di desa ini tertimbun lumpur. Aktivitas warga lumpuh karena lumpur yang membawa material seperti kayu sampah menutup jalan di permukiman warga.
“Hingga hari ini tim yang diturunkan di lapangan terus melakukan evakuasi korban hilang di Desa Radda, Kecamatan Baebunta. Sementara untuk rencana respon ke depan, Dompet Dhuafa akan membuka dapur umum, pos hangat dan aksi bersih material yg masih menutupi ruas jalan,” ujarnya.
Baca juga: IDI Makassar bantu korban bencana banjir bandang di Luwu Utara
Sementara itu, BNPB Sulsel mencatat sebanyak 4.930 keluarga di Luwu Utara terdampak banjir bandang yang terjadi pada Senin (15/7) lalu. Mereka berasal dari 6 kecamatan yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: