Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor industri pengolahan pada Juni 2020 tumbuh 15,96 persen menjadi 9,6 miliar dolar AS dari 8,3 miliar dolar AS pada Mei 2020.

“Untuk industri pengolahan, ekspor pada Juni tumbuh bagus. Kalau kita lihat di sana ekspor yang meningkat cukup besar adalah minyak kelapa sawit, peralatan listrik, pakaian jadi, karet remah, dan peralatan komputer,” kata Kepala BPS Suhariyanto saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu.

Dengan demikian, nilai total ekspor industri pengolahan pada periode Januari-Juni 2020 mencapai 60,7 miliar dolar AS yang berkontribusi 79,52 persen terhadap total nilai ekspor nasional pada periode tersebut.

Menyusul sektor industri pengolahan, sektor tambang menjadi penyumbang ekspor terbesar kedua dengan kontribusi 13,03 persen, diikuti sektor migas sebesar 5,21 persen, dan terakhir sektor pertanian yang berkontribusi 2,24 persen.

Diketahui, ekspor nonmigas Juni 2020 mencapai 11,45 miliar dolar AS, naik 15,73 persen dibanding Mei 2020. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Juni 2019, angkanya naik 3,63 persen.

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Juni 2020 terhadap Mei 2020 terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 197,2 juta dolar AS, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar 142,6 juta dolar AS.

Adapun peningkatan ekspor nonmigas Juni 2020 jika dibandingkan dengan Mei 2020 terjadi ke sebagian besar negara tujuan utama, yaitu India 307,6 juta dolar AS atau meningkat 68,65 persen; Amerika Serikat 278,4 juta dolar AS atau meningkat 25,48 persen; dan Tiongkok 217,7 juta dolar AS atau meningkat 9,82 persen.

Baca juga: Menperin sebut industri pengolahan jadi andalan ekspor nasional

Baca juga: Industri pengolahan dinilai belum optimal dongkrak kinerja ekspor

Baca juga: BI: Kinerja industri pengolahan triwulan II-2020 anjlok