Jakarta (ANTARA) - Perusahaan layanan pembayaran digital LinkAja menyebutkan transaksi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) meningkat selama masa transisi normal baru, dan diproyeksi akan berlanjut selama pandemi.

Direktur Marketing LinkAja Edward Kilian Suwignyo dalam bincang daring "Sinergi BUMN: Akselerasi Pembayaran Digital dalam Ekonomi New Normal" di Jakarta, Rabu, mengatakan transaksi QRIS tadinya menurun khususnya pada merchant fisik yang terdampak pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah. Namun, kemudian tren transaksi mulai kembali meningkat setelah adanya pelonggaran PSBB.

"Pada Juni awal, setelah mulai ada penyesuaian Adaptasi Kebiasan Baru (AKB), kami melihat akselerasi pembayaran lewat QRIS ini cukup banyak," katanya tanpa merinci angka.

Edward memproyeksikan tren pembayaran lewat QRIS akan berlanjut sejalan dengan mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat akan transaksi yang lebih aman di tengah pandemi dalam mendukung produktivitas

Ia menambahkan LinkAja juga melihat adanya peningkatan tajam transaksi e-commerce dan layanan utilitas seperti pembayaran tagihan PDAM, atau pembelian token listrik. Transaksi layanan-layanan tersebut juga dinilai akan terus berlanjut di masa mendatang.

Menurut Edward, kenaikan transaksi layanan utilitas terjadi lantaran banyak pengguna yang baru menyadari fungsi layanan tersebut setelah diterapkannya pembatasan.

"Di bulan Juni-Juli, kami lihat pertumbuhannya semakin lama semakin baik. Ini karena mereka ada keterbatasan gerak, mereka baru sadar ternyata selama ini ada layanan di tangan mereka tapi belum dicoba. Saat dicoba ternyata berlanjut karena kenyamanan dan kemudahannya," jelasnya.

Bank Indonesia mencatat hingga akhir Juni, terdapat 3,7 juta merchant telah menggunakan QRIS. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,5 juta pengguna QRIS merupakan merchant berskala mikro sedangkan 673.000 di antaranya merchant kecil.

Dompet digital produk PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), anak usaha Telkom, itu memiliki lebih dari 250 layanan pembayaran tagihan mencakup tagihan air PDAM, listrik, TV kabel, pulsa hingga voucher games, serta bekerja sama dengan 11.376 merchant nasional dan 1.569 e-commerce.

Baca juga: Setahun pertama, LinkAja sudah digunakan hampir 50 juta pengguna
Baca juga: BGR Logistics gandeng LinkAja permudah transaksi pangan UMKM
Baca juga: Kominfo-LinkAja sediakan pembayaran online pasar tradisional Jakarta