Makassar (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengoptimalkan pemeriksaan hewan kurban jelang Idul Adha di 24 kabupaten/kota untuk mengantisipasi munculnya penyakit antraks.
Kepala Sub Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Sulawesi Selatan Muhammad Kafil, di Makassar, Minggu, mengatakan, hewan kurban dari dalam dan luar Sulsel perlu diperiksa sebelum turun ke pasaran untuk mencegah adanya hewan yang terserang penyakit.
"Kami berharap hewan kurban berpenyakit tidak ada yang masuk ke Sulawesi Selatan," ungkapnya.
Ia mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan pemerintah setiap tahunnya cukup ketat. Sehingga indikasi adanya penyakit hewan termasuk antraks tidak pernah ditemukan. Kalaupun ada yang ditemukan hewan yang sakit tidak boleh dipasarkan dan dikembalikan ke daerah asal ternak.
Dikatakannya, petugas kesehatan dan alat pemeriksaan disiapkan di masing-masing daerah untuk mendeteksi sebelum masuk ke pasaran. Mereka juga telah bekerja beberapa pekan terakhir untuk mencegah hewan berpenyakit.
"Sejauh ini belum ada temuan hewan berpenyakit," ujarnya.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Makassar, Sudirman mengaku telah menyiapkan tempat pemotongan dan penampungan untuk 500 hewan kurban.
Di tempat itu, hewan kurban mendapatkan pemeriksaan intensif dari petugas kesehatan pemerintah sebelum dipasarkan. "Sejauh ini, kondisi hewan kurban yang kami tampung cukup sehat," terangnya.
Setiap tahunnya, tempat penampungan tersebut diisi 1.000 ekor hewan kurban yang masuk secara bergantian. Hewan kurban berasal dari berbagai daerah seperti Gowa, Takalar, Pangkep dan Pinrang.
Namun demikian, Sudirman mengeluhkan munculnya hewan kurban yang dipasarkan secara liar. Ia berharap agar warga membeli hewan kurban secara selektif, karena hewan yang tidak melalui penampungan rawan penyakit.
"Kami akan membicarakan masalah ini dengan pemerintah dalam waktu dekat," ungkapnya.(*)
Antisipasi Antraks Pemprov Sulsel Awasi Hewan Kurban
9 November 2009 01:15 WIB
Hewan Kurban/ilustrasi (ANTARA/Saiful Bahri/&)@
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Tags: