PNM akui jumlah nasabah Mekaar turun signifikan akibat pandemi Covid
14 Juli 2020 22:58 WIB
Tangkapan layar - Direktur Utama PNM Arief Mulyadi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Selasa (14/7/2020). ANTARA/Aji Cakti
Jakarta (ANTARA) - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM mengakui terjadi penurunan signifikan nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dan pembiayaan pelaku usaha ultra mikro serta mikro akibat pandemi Covid-19.
"Jumlah nasabah PNM Mekaar pada 16 Maret 2020 sebanyak 6,46 juta nasabah, namun pada Juni 2020 turun menjadi 6,15 juta nasabah. Jadi hampir 300.000 nasabah yang tadinya sudah aktif, saat ini tidak bisa tercatat sebagai nasabah aktif," ujar Direktur Utama PNM Arief Mulyadi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Selasa malam.
Arief menjelaskan penurunan tersebut akibat keterbatasan area usaha akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dan sebagainya. Selain itu BUMN pembiayaan tersebut juga dalam rangka menjalankan asas kehati-hatian yang diterapkan yakni jangan sampai ada orang yang tidak membutuhkan modal diberikan modal kemudian modal itu dipakai untuk hal-hal lain yang tidak produktif.
"Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada Mei 2020 ketika PSBB diberlakukan hampir merata di sentra-sentra yang kebetulan banyak nasabah kami," kata Dirut PNM tersebut.
Kendati demikian PNM tetap melakukan komunikasi dan pembinaan dengan para nasabah tersebut yang diharapkan ketika kondisi kembali pulih, para nasabah tersebut bisa kembali dibiayai. Dan ini terbukti dalam 10 hari pada Juli atau mulai Juni 2020 PNM sudah bisa menyalurkan pembiayaan sebesar Rp1 triliun khusus untuk pembiayaan Mekaar, dan pada Jumat 10 Juli kemarin PNM sudah bisa menyalurkan pembiayaan sebesar lebih dari Rp750 miliar.
"Walaupun pandemi, total pembiayaan nasabah Mekaar dari Januari sampai dengan Juni 2020 kami telah membiayai 2,53 juta nasabah, di mana pada masa pandemi dari 16 Maret hingga 11 Juli 2020 terdapat 1,24 juta ibu-ibu nasabah Mekaar yang kami biayai dalam tiga setengah bulan ini," ujar Arief.
Dengan demikian total penyaluran selama periode pandemi khusus untuk Mekaar sebesar Rp3,65 triliun, dengan total penyaluran untuk Mekaar dari Januari sampai dengan sekarang telah mencapai Rp7,68 triliun.
Selain itu Dirut PNM tersebut juga menambahkan bahwa outstanding pembiayaan akibat pandemi yang sangat kami rasakan dampaknya pada program pemberdayaan dan pembiayaan yang kami laksanakan, dari Desember 2019 outstanding pembiayaan yang kami berikan kepada para pelaku usaha ultra mikro dan mikro telah mencapai Rp19 triliun. Namun pada Juni 2020 mengalami penurunan menjadi Rp17,1 triliun.
"Jadi selama pandemi Covid-19 kalau saya ambil cut loss di posisi 16 Maret 2020, kurang lebih outstanding pembiayaan PNM ada penurunan sebesar Rp1 triliun," kata Arief Mulyadi.
Terkait dana penyertaan modal negara atau PMN, Dirut PNM Arief Mulyadi menyampaikan bahwa 100 persen dana PMN sebesar Rp1 triliun akan disalurkan bagi nasabah perempuan pra-sejahtera PNM Mekaar melalui pembiayaan dengan pembinaan dan pendampingan. Diproyeksikan dana PMN tersebut akan tersalurkan seluruhnya pada tahun 2020.
"Jumlah nasabah PNM Mekaar pada 16 Maret 2020 sebanyak 6,46 juta nasabah, namun pada Juni 2020 turun menjadi 6,15 juta nasabah. Jadi hampir 300.000 nasabah yang tadinya sudah aktif, saat ini tidak bisa tercatat sebagai nasabah aktif," ujar Direktur Utama PNM Arief Mulyadi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Selasa malam.
Arief menjelaskan penurunan tersebut akibat keterbatasan area usaha akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dan sebagainya. Selain itu BUMN pembiayaan tersebut juga dalam rangka menjalankan asas kehati-hatian yang diterapkan yakni jangan sampai ada orang yang tidak membutuhkan modal diberikan modal kemudian modal itu dipakai untuk hal-hal lain yang tidak produktif.
"Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada Mei 2020 ketika PSBB diberlakukan hampir merata di sentra-sentra yang kebetulan banyak nasabah kami," kata Dirut PNM tersebut.
Kendati demikian PNM tetap melakukan komunikasi dan pembinaan dengan para nasabah tersebut yang diharapkan ketika kondisi kembali pulih, para nasabah tersebut bisa kembali dibiayai. Dan ini terbukti dalam 10 hari pada Juli atau mulai Juni 2020 PNM sudah bisa menyalurkan pembiayaan sebesar Rp1 triliun khusus untuk pembiayaan Mekaar, dan pada Jumat 10 Juli kemarin PNM sudah bisa menyalurkan pembiayaan sebesar lebih dari Rp750 miliar.
"Walaupun pandemi, total pembiayaan nasabah Mekaar dari Januari sampai dengan Juni 2020 kami telah membiayai 2,53 juta nasabah, di mana pada masa pandemi dari 16 Maret hingga 11 Juli 2020 terdapat 1,24 juta ibu-ibu nasabah Mekaar yang kami biayai dalam tiga setengah bulan ini," ujar Arief.
Dengan demikian total penyaluran selama periode pandemi khusus untuk Mekaar sebesar Rp3,65 triliun, dengan total penyaluran untuk Mekaar dari Januari sampai dengan sekarang telah mencapai Rp7,68 triliun.
Selain itu Dirut PNM tersebut juga menambahkan bahwa outstanding pembiayaan akibat pandemi yang sangat kami rasakan dampaknya pada program pemberdayaan dan pembiayaan yang kami laksanakan, dari Desember 2019 outstanding pembiayaan yang kami berikan kepada para pelaku usaha ultra mikro dan mikro telah mencapai Rp19 triliun. Namun pada Juni 2020 mengalami penurunan menjadi Rp17,1 triliun.
"Jadi selama pandemi Covid-19 kalau saya ambil cut loss di posisi 16 Maret 2020, kurang lebih outstanding pembiayaan PNM ada penurunan sebesar Rp1 triliun," kata Arief Mulyadi.
Terkait dana penyertaan modal negara atau PMN, Dirut PNM Arief Mulyadi menyampaikan bahwa 100 persen dana PMN sebesar Rp1 triliun akan disalurkan bagi nasabah perempuan pra-sejahtera PNM Mekaar melalui pembiayaan dengan pembinaan dan pendampingan. Diproyeksikan dana PMN tersebut akan tersalurkan seluruhnya pada tahun 2020.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: