Washington (ANTARA News/AFP) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton Ahad bertolak ke Eropa dan Asia, untuk melakukan konsultasi dengan mitra-mitra AS dalam rangka mengendalikan ambisi nuklir Korea Utara dan Iran, selain menstabilkan Afghanistan.

Kepala diplomat AS itu akan menyampaikan pidato tentang demokrasi di Berlin Ahad, sebelum bergabung dengan Kanselir Jerman Angela Merkel serta para pemimpin dunia lainnya, untuk memperingati ke-20 tahun robohnya Tembok Berlin, Senin.

Dalam kunjungan sebelumnya, Ny. Clinton mengatakan kepada khalayak Washington Jumat, bahwa robohnya tembok Berlin menandai berakhirnya era perang dingin, ketika dunia dibagi dalam blok-blok tertentu.

"Kami kini mendapati diri kami berada di dalam dunia yang lebih rumit, dan kami berupaya mengatasinya, dan lebih cerdas," kata Hillary.

Pemerintah Presiden Barack Obama, meskipun menikmati pujian oleh Eropa Barat setelah berakhirnya pemerintahan pendahulunya George W. Bush, masih berjuang untuk mendapatkan banyak dukungan dari mitra-mitra Eropanya di Afghanistan.

Kunjungan Ny. Clinton terjadi pada saat pemerintahan Obama selama berpekan-pekan memasuki debat di dalam negeri mengenai strategi barunya terhadap Afghanistan, karena gerilyawan Taliban menguasai lapangan.

Seorang pejabat senior Deplu AS mengatakan kepada AFP dengan syarat tak disebutkan namanya mengatakan, bahwa Afghanistan akan menjadi topik utama dalam pembicaraan Ny.Clinton dan Merkel, serta Menlu Jerman Guido Westerwelle, di samping mitra-mitranya dari negara Eropa lainnya.

Itu menjadi isu utama `karena sekali lagi kami mengupayakan koordinasi erat dengan para sekutu kami dalam rangka membantu dengan cara terbaik, bahwa semuanya bisa membantu untuk menstabilkan Afghanistan," kata pejabat itu.

Jerman, yang mengirimkan 4.200 tentaranya di Afghanistan, kini dalam sorotan dari kalangan sekutunya karena penolakan misi tempurnya di sana.

Hillary, menurut pejabat AS itu, juga akan melakukan upaya-upaya diplomatik multilateral untuk mengendalikan ambisi nuklir Iran dan Korea Utara, selama persinggahannya di Berlin, di samping dalam kunjungannya ke Singapura dan China setelah itu.

AS, Rusia, China, Inggris, Prancis dan Jerman adalah mitra perundingan dengan Iran, yang bertujuan menghentikan program pengayaan uranium Teheran, yang oleh negara-negara Barat dikhawatirkan dijadikan kedok untuk upayanya membuat bom nuklir.(*)