Ambon (ANTARA) - AMO atau Ambon Music Office memaparkan
pencapaian 25 program AMO dalam lima pilar pengembangan Ambon kota musik dunia pada rapat koordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Untuk mendukung pengembangan kota Ambon sebagai salah satu kota kreatif musik dunia, ​​​​​​Kemenparekraf dan Baparekraf melakukan Rapat Koordinasi dengan AMO, kata Direktur AMO, Ronny Loppies, Selasa.

Ia mengatakan Kemenparekraf/Baparekraf sebagai leading sektor ekonomi kreatif berkeinginan untuk kembali melakukan pemetaan dan identifikasi program-program yang telah berjalan sejak Ambon dicanangkan sebagai kota musik dunia pada tanggal 31 Oktober 2019.

Rapat koordinasi penguatan Kelembagaan Kota Ambon sebagai kota musik dunia yang dipimpin Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan c.q Direktorat Kelembagaan Reza Fahlevi melalui fasilitas zoom meeting.

Dijelaskan Ronny, pihaknya menyampaikan berbagai program yang berhubungan dengan kota musik dunia, sebelum dan sesudah menjadi kota musik dunia dan berbagai dampak yang ditimbulkan oleh kota musik dunia terhadap masyarakat dan komunitas kreatif di kota Ambon, baik secara lokal dan nasional.

Baca juga: AMO programkan "Unesco jazz day challenge"

Baca juga: Rekomendasi JKK UNESCO syarat Ambon kota Musik Dunia, ujar Direktur AMO


Selain itu juga disampaikan berbagai kegiatan internasional bersama program-program UNESCO yang diikuti seperti International Jazz Day, WeRculture dan fete de la musique.

Serta berbagai program kerjasama antara AMO-Pemkot dan berbagai stakehoders secara nasional juga disampaikan oleh Direktur AMO dalam rangka melanjutkan kerjasama-kerjasama tersebut dengan difasilitasi lintas kementerian.

Menurut dia, paparan pencapaian 25 program AMO dalam lima pilar penting menjadi bahan diskusi secara rinci oleh direktur yang membidangi terutama bidang peningkatan kapasitas kelembagaan.

Selain itu antisipasi terhadap program-program yang direncanakan dalam masa pandemi COVID-19 juga menjadi pembahasan penting terutama untuk melaksanakan virtual meeting dan virtual event.

"Salah satu poin penting juga adalah pembangunan infrastruktur musik di kota Ambon, yang masih perlu dibangun dan ditata setelah gempa untuk menjaga aktifitas musisi dan komunitas dalam berkarya," ujarnya.

Hal lainnya yang dibahas yakni pengembangan skema baru AMO dalam upaya melestarikan lingkungan lewat Sound of Green (SoG) menuju desa wisata berbasis musik (Music Tourism).

Upaya ini memiliki pengaruh langsung terhadap kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat desa-desa tujuan dengan fokus di dusun Tuni dan desa Amahusu di tahun 2020.

Ditambahkannya, rekomendasi dari rapat koordinasi ini yakni melanjutkan kerjasama yang selama ini sudah berjalan sebelumnya dengan Bekraf dan akan ditindaklanjuti oleh Kemenparekraf/Barekraf. Pengembangan dampak ekonomi terhadap masyarakat dan komunitas juga menjadi isu penting dalam pembicaraan tersebut.

"Hasil rapat tersebut juga ditindaklanjuti dengan kunjungan ke kota Ambon untuk melihat langsung program-program yang telah berjalan," kata Ronny.*