Jakarta (ANTARA News) - Saat menemuinya Rabu siang (4/11), ANTARA News membayangkan sosok Andrew Darwis sebagai periang dan humoris, seperti atmosfer segar dalam situs yang dia kelolanya, Kaskus Networks.

Tetapi, seperti disebut sejumlah media, lelaki muda berkulit putih dan berperawakan kurus itu, ternyata seorang yang tidak suka obral bicara. Namun, sekali bicara, artikulasinya jelas, melukiskan kecerdasan otaknya.

Pendiri situs komunitas terbesar di Indonesia --Kaskus.us-- ini, memilih ditemani CEO Kaskus Networks sekaligus sahabat dekatnya, Ken Dean Lawadinata.

Ditemani Ken, Andrew begitu percaya diri menjelaskan semua perjuangannya dalam membesarkan situs terbesar keempat di dunia ini.

Jumat ini (6/11), Andrew bersama Kaskus merayakan sepuluh tahun situs yang dikelolanya semenjak masa mudanya pada 1999, hingga berubah menjadi salah satu yang terbesar seperti sekarang.

"Awalnya Kaskus dibuat untuk menyalurkan hobi berkomunitas saya di internet," katanya agak tersendat, membuka percakapan ringkas kami siang itu. Obsesi terbesarnya sejak awal masa kuliah di Amerika Serikat pada 1999 itu, sulit tercapai, karena tak ada satu pun situs komunitas di Indonesia.

Awalnya, perjalanan bisnis Kaskus sangat lambat, untuk menggaet anggota satu orang saja, butuh waktu lama. Bayangkan, dalam seminggu saja mereka hanya mampu mengundang paling banyak tiga orang. Kondisi itu bertahan selama mereka sekolah dan bekerja di AS.

Kemudian, setelah perkembangan internet semakin pesat di Indonesia, dua sekawan itu bersepakat pulang ke Indonesia untuk mengelola situs komunitas di negerinya sendiri.

Dari sebuah kantor di kawasan Jakarta Kota, awal 2008, mereka bahu membahu mengelola situs. Dua bulan berselang, Kaskus resmi menjadi perusahaan profesional dengan nama PT Darta Media Indonesia.

Setelah itu, Kaskus terus berbenah. Bersama timnya, Andrew tak segan turun langsung menangani perusahaan hingga ke masalah promosi. Pada enam bulan pertama sejak menjadi perusahaan profesional, perkembangan Kaskus terbilang stagnan.

Namun dengan perjuangan keras, kondisi sulit itu berubah membaik, hingga akhir 2008. Darwis mengklaim, jumlah anggota komunitasnya tumbuh empat kali lipat dari semula. Jumlah itu membuat keanggotaan Kaskus yang berasal dari seluruh dunia menjadi yang terbanyak dibanding siapa pun dan tanpa dipetakan kisarannya.

Akibatnya, perusahaan memutuskan untuk menambah server baru yang hingga saat ini tercatat sudah memiliki 26 server di Indonesia dan dua lainnya di AS.

"Kita juga akan menambah dua server lagi di Indonesia untuk kenyamanan akses," ungkap Andrew.

Saat ini keanggotaan yang masuk ke kaskus mencapai 1,1 juta orang. Tidak hanya mampu menggaet anggota baru dalam kisaran 150-250 orang per hari, banyak kaskuser (anggota komunitas Kaskus) yang sudah bertahun-tahun menjadi anggota, tetap setia aktif menjadi anggota.

Dari sekian banyak konten dalam Kaskus.us, tanpa ragu Andrew menyebut konten Jual Beli dan Lounge sebagai terfavorit dikunjungi kaskuser. Para kaskuser yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia itu bisa memanfaatkan konten ini untuk transaksi bisnis online. Dalam sehari saja, 80 ribu daftar barang, diikutkan dalam forum jual beli (FJB).

Karena terus tumbuh, pemasukan iklan ke perusahaan pun mengalir. Kata Andrew, awalnya konten iklan sangat sulit didapat karena banyak perusahaan yang tidak mengenal Kaskus.

Namun, karena usaha keras dan upaya mengenalkan Kaskus ke publik secara terus menerus, perusahaan-perusahaan yang ingin mengiklankan produknya dalam kasus terus meningkat dan bahkan banyak yang masuk daftar tunggu.

Berkat iklan, perusahaan kini mampu mempekerjakan hingga 24 orang di spesialisasinya masing-masing. Tidak hanya itu, semakin sehatnya keuangan perusahaan juga ditunjukkan oleh megahnya kantor mereka. "Memang masih sewa tapi kita akan terus berjuang untuk yang terbaik," tukasnya.

Namun, walau sudah memperoleh keuntungan, Andrew dengan tegas menolak perusahaannya akan menomorsatukan iklan. Apalagi, kepercayaan jutaan orang terhadap Kaskus sebagai forum komunitas paling nyaman dan bebas bersuara, Andrew ingin para kaskuser terus menikmati kenyamanan yang mereka sajikan.

Kepercayaan jutaan kaskuser itu pula yang membuat Andrew optimistis, perkembangan Kaskus akan semakin cemerlang, mulai di usia kesepuluhnya ini.

Apalagi, pemerintah telah berkomitmen untuk terus meringankan biaya internet dan memasyarakatkan internet hingga daerah-daerah terpencil sekalipun. Ini tentu bersumbangsih besar bagi pertumbuhan skala bisnis dan layanan Kaskus. Kaskus melihat peluang bisnis internet jauh lebih merangsang dibanding saat pertamakali dibayangkannya.

"Penetrasi internet baru mencapai ke puluhan juta warga saja. Belum ke semua warga Indonesia yang mencapai ratusan juta orang," tandas Andrew, menyinggung keseksian peluang bisnis dunia maya yang secara implisit menggambarkan kesiapan Kaskus membangun postur usaha yang lebih besar lagi.(*)