Jakarta (ANTARA) - Musyawarah rencana pembangunan (musrenbang), yang digelar Kementerian Pertanian, menjabarkan program jangka panjang kementerian tersebut dalam lima tahun ke depan.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menyebutkan pihaknya memiliki enam program utama di sektor perkebunan, antara lain pengembangan logistik benih, peningkatan produk serta produktivitas, dan optimasi lahan.

"Program tersebut antara lain pengembangan logistik benih, peningkatan produk serta produktivitas dan optimasi lahan, peningkatan nilai tambah daya saing dan pangsa pasar," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Baca juga: Dukung lumbung pangan, Kementan dorong pola pertanian terpadu

Kasdi mengatakan program lainnya adalah melakukan modernisasi perkebunan dan optimalisasi stakeholder, serta melakukan peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan ekonomi pekebun.

Menurut dia, pagu anggaran yang digunakan lebih didominasi pada kepentingan logistik benih yang mencapai Rp442,8 miliar dari total anggaran Ditjen Perkebunan Tahun 2021 sebesar Rp1,192 triliun.

Adapun untuk peningkatan produksi, anggaran yang dialokasikan sebesar Rp332 miliar; optimasi jejaring stakeholder Rp170 miliar; peningkatan nilai tambah, daya saing dan pangsa pasar Rp152 miliar; peningkatan SDM dan kelembagaan ekonomi perkebunan Rp74 miliar; dan modernisasi perkebunan Rp20 miliar.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan sejauh ini ada enam kegiatan prioritas yang terus dilaksanakan.

Keenam fokus itu meliputi pengembangan produksi padi, jagung, dan sereal lainnya, pengelolaan kedelai dan aneka kacang umbi, pengelolaan perbenihan, serta perlindungan tanaman dari organisme pengganggu tanaman (OPT).

"Kami juga memfokuskan pada pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan serta gaji, operasional kantor, pengelolaan satuan kerja, honor petugas lapangan dan monitoring evaluasi," kata Suwandi.

Di sektor lainnya, Kepala Badan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) Dedi Nursyamsi memaparkan bahwa indikator kinerja dalam peningkatan SDM pertanian terus mengalami peningkatan kualitas.

Menurut dia, peningkatan kualitas itu karena selama ini Kementan juga fokus pada kegiatan prioritas peningkatan produktivitas yang terintegrasi dengan keberlanjutan SDM dan kepastian pasar. Kementan juga melakukan penguatan basis data petani dan pendidikan.

"Untuk pendidikan dan pelatihan vokasi pertanian akan memprioritaskan kegiatan berbasis industri dengan reformasi penyelenggaraan pendidikan dan vokasi serta penguatan sistem sertiffikasi kompetensi," kata Dedi.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) yang diwakili Direktur Alsintan Andi Nur Alam Syah menargetkan peningkatan ketersediaan pangan naik secara signifikan.

Kementan menargetkan akses dan kualitas konsumsi pangan terus membaik yang meliputi produksi padi 62,5 juta ton setara gabah kering giling (GKG), produksi jagung 25,38 juta ton pipilan kering, dan produksi daging sapi/kerbau 463.220 ton.

"Untuk itu, kami melakukan rehabilitasi jaringan irigasi tersier 269.884 hektare, irigasi pompa 1.100 unit, embung pertanian 600 unit, optimasi lahan 100.000 ha, serta pengembangan dari rehabilitasi JUT 20.000 ha," kata Andi.

Baca juga: Mentan sebut realisasi anggaran hingga Juli 2020 capai 44 persen
Baca juga: Proyek irigasi diperlukan untuk capai ketahanan pangan nasional