Jeddah (ANTARA News) - Proses pemeriksaan keimigrasian di bandara Arab
Saudi memakan waktu berjam-jam sehingga melelahkan para calon haji yang
sebelumnya memang sudah letih karena penerbangan panjang dari Indonesia
ke Saudi.
ANTARA melaporkan dari Jeddah, Kamis, setibanya di
Bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah, jemaah mesti membentuk antrian
panjang untuk diperiksa kelengkapan dan kecocokan dokumen imigrasi
mereka seperti paspor, visa masuk dan kartu kedatangan (entry card).
Pada entry card terdapat enam carik sobekan (stroke) berisi nomor kode (bar code)
satu lembar masing-masing ditempel di lembar paspor hijau, di lembar E
paspor daftar administrasi perjalanan ibadah haji (DAPIH - dulu paspor
haji) dan di kartu keluar (exit card) dari Bandara Arab Saudi.
Dua
sobekan lainnya diserahkan kepada petugas kementerian haji Arab Saudi,
Maktab Wukala (pengelola penyelenggara haji di Jeddah) dan pengelola
transportasi (Naqaba).
Calon haji lalu harus diambil sidik jari
(10 jari) dan difoto, kemudian ke ruang bagasi untuk mengambil
barangnya, dan setelah itu harus melewati melewati lagi pemeriksaan
petugas kementerian haji dan Maktab Wukala di pintu keluar.
Proses
berikutnya, jemaah ke ruang tunggu untuk konsolidasi kloter, dan jika
satu kloter lengkap, maka diberangkatkan menuju Madinah dengan bus-bus
yang sudah disiapkan oleh Naqaba.
Jika masih ada waktu, selama
menanti keberangkatan ke Madinah, jemaah dapat melakukan shalat, mandi
atau melakukann aktivitas lainnya dan sebelum menaiki bus, jemaah
diperiksa kembali dokumen dan bar code-nya.
Setelah
penerbangan belasan jam dari tanah air, jemaah masih harus menempuh
perjalanan darat sekitar enam sampai tujuh jam menuju Madinah yang
berjarak sekitar 450 km dari Jeddah.
Di Madinah, jemaah akan
melakukan shalat Arbain (shalat berjamaah di Mesjid Nabawi selama 40
waktu) sebelum bergeser ke Mekah untuk mengikuti rangkaian proses
ibadah haji selanjutnya, yakni umrah, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, melontar jumrah, tawaf(tujuh kali mengelilingi Ka`bah) dan sa`i (lari-lari kecil tujuh putaran antara bukit Shafa dan Marwah.
Menurut
Kadaker Jeddah Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Subhan
Cholid, calon haji mesti menyisihkan waktu tambahan, paling tidak lima
sampai tujuh menit, karena kebijakan baru pengambilan sidik jari dan
foto itu.
Jadi, jika proses imigrasi normal memakan waktu
sekitar dua jam, pengambilan sidik jari dan foto, akan memperpanjang
waktu pemeriksaan imigrasi menjadi empat sampai lima jam setiap kloter.
Ditambah
lagi dengan belum berfungsinya sebagian pintu gerbang bandara karena
sedang direnovasi sehingga jumlah konter pemeriksan kurang memadai
sehingga sulit mempersingkat proses pemeriksaan dokumen keimigrasian di
bandara debarkasi Arab Saudi.
Belum lagi bila pesawat datang
terlambat, seperti dialami kloter 7 embarkasi Makassar/Ujungpandang,
yang akhirnya harus menempuh perjalanan total sekitar 29 jam untuk
mencapai Madinah.
Pesawat Airbus A330 yang berangkat dari
bandara embarkasi Ujung Pandang, Rabu pukul 10.15 waktu setempat,
mengalami keterlambatan akibat gangguan pada unit akselerasi (Accceleration Power Unit, APU) saat transit dan mengisi bahan bakar di Batam.
Jadi
penerbangan dari Makassar memerlukan waktu 17 jam lima belas menit
untuk sampai di Arab Saudi, ditambah proses imigrasi lima jam,
istirahat satu atau dua jam di bandara KAA dan tujuh jam perjalanan
Jeddah - Madinah. Total, para calon haji menghabiskan 29 jam untuk
sampai di Madinah. (*)
Letihnya Perjalanan Menjadi Haji
5 November 2009 21:55 WIB
Pewarta: Nanang Sunarto
Copyright © ANTARA 2009
Tags: