New Delhi, (ANTARA News) - Duri kembar dalam hubungan India-China secara bersamaan akan terjadi pada akhir pekan ini pada saat Dalai Lama berkunjung ke wilayah Budha ke pusat perbatasan antara kedua negara besar Asia yang disengketakan itu.

Wilayah itu berada di antara Myanmar, Kerajaan Bhutan dan Tibet, negara bagian berhutan lebat Arunachal Pradeh di dataran tinggi Himalaya, yang diperintah oleh India tetapi diklaim oleh China, sebagaimana dikutip dari AFP.

Beijing memandang kunjungan ke Arunachal oleh para pejabat senior India sebagai tuntutan yang tak perlu atas kedaulatan wilayah tersebut, dan pihaknya memprotes keras kunjungan Perdana Menteri India Manmohan Singh bulan lalu ke wilayah itu.

Kunjungan yang dilakukan Dalai Lama dipandang sebagai provokasi ganda, yang menyinggung kesensitifan China atas keterlibatan pemimpin Tibet di pengasingan yang dianggapnya sebagai "pemecah-belah" dan pencetus kerusuhan separatis di tanah kelahirannya.

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Na Zhaoxu, kunjungan tiga hari yang dimulai Ahad itu menunjukkan terus berlangsungnya gerakan anti China dan separatisme oleh kelompok Dalai Lama.

Kehadiran Dalai Lama di India, di mana dua tinggal selama 50 tahun dan membentuk pemerintahannya di pengasingan, secara konstan melukai hubungan kedua negara, yang selama berpuluh tahun berusaha mengatasi saling ketidak-percayaannya.

China dan India terlibat perang singkat namun menumpahkan darah di wilayah Himalaya mereka, termasuk di Arumnachal, pada tahun 1962.

Konflik tersebut menimbulkan sengketa perbatasan dan 13 kali perundingan bilateral telah dilakukan, namun gagal untuk mengatasinya.

India mengembangkan pengaruh ekonomi dan diplomatik melalui perundingan-perundingan dengan negara-negara pesaingnya di kawasan, dan pemerintah bersikap tegas dalam menghadapi meningkatnya protes-protes China berkaitan kunjungan perdana menterinya dan lawatan Dalai Lama ke Arunachal.(*)