Pastikan percepatan tanam, Mentan serukan jajarannya turun ke lapangan
13 Juli 2020 13:47 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) saat berdialog dengan petani dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. ANTARA/HO-Humas Kementan RI/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta agar seluruh jajarannya, khususnya eselon I para direktur jenderal, di bawah Kementerian Pertanian (Kementan) meninjau ke lapangan untuk memastikan percepatan musim tanam kedua terlaksana.
Dalam acara Musyawarah Pembangunan Pertanian, Mentan Syahrul meminta agar para dirjen dapat meninjau langsung terkait pelaksanaan musim tanam kedua atau musim gadu yang dimulai sekitar Juni-Juli. Dengan begitu, kendala seperti distribusi pupuk hingga alsintan dapat diantisipasi.
"Saya berharap tidak ada (hari) minggu, seorang dirjen yang tidak ke lapangan, terutama untuk cek keadaan beberapa bulan terakhir. Tidak ada minggu, yang eselon II hanya di Jakarta, tolong lah ke daerah, lihat apa yang ada," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam sambutan pembukaan Musrenbangtan di Jakarta, Senin.
Baca juga: Menteri Pertanian dorong gerakan percepatan tanam di semua daerah
Mentan meminta agar dalam waktu empat bulan ke depan, seluruh dirjen dapat melakukan percepatan pada musim tanam kedua ini sehingga produksi beras yang dihasilkan dapat sesuai target yakni sekitar 12,5 juta ton sampai 15 juta ton setara beras.
Pada musim tanam kedua tahun ini, Kementan menargetkan luas lahan tanam padi mencapai 5,6 juta hektare untuk menambah produksi beras dan memperkuat ketahanan pangan.
Ada pun sejumlah daerah yang menjadi andalan produksi padi pada musim tanam kedua ini adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Utara.
Baca juga: Presiden Jokowi: Perhatikan peringatan FAO, jaga ketersediaan pangan
Percepatan tanam pada musim kedua ini dilakukan Kementan dalam mengantisipasi peringatan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bahwa akan terjadi kekeringan yang mengakibatkan potensi krisis pangan.
Oleh karena itu ia meminta agar seluruh jajarannya dapat membangun koordinasi dengan para kepala dinas di kabupaten/kota, penyuluh pertanian, hingga Kostra Tani yang telah dibentuk hingga pada level kecamatan.
"Pendekatan di kecamatan menjadi penting, karena di situlah informasi terhadap bagaimana kondisi. Dalam satu kecamatan yang sudah ditanam berapa ribu, pupuk yang sudah disalurkan berapa ribu. Data dan informasi itu ada di Kostra Tani," kata Mentan.
Baca juga: Peneliti: Pandemi berdampak kepada disrupsi sektor pertanian
Dalam acara Musyawarah Pembangunan Pertanian, Mentan Syahrul meminta agar para dirjen dapat meninjau langsung terkait pelaksanaan musim tanam kedua atau musim gadu yang dimulai sekitar Juni-Juli. Dengan begitu, kendala seperti distribusi pupuk hingga alsintan dapat diantisipasi.
"Saya berharap tidak ada (hari) minggu, seorang dirjen yang tidak ke lapangan, terutama untuk cek keadaan beberapa bulan terakhir. Tidak ada minggu, yang eselon II hanya di Jakarta, tolong lah ke daerah, lihat apa yang ada," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam sambutan pembukaan Musrenbangtan di Jakarta, Senin.
Baca juga: Menteri Pertanian dorong gerakan percepatan tanam di semua daerah
Mentan meminta agar dalam waktu empat bulan ke depan, seluruh dirjen dapat melakukan percepatan pada musim tanam kedua ini sehingga produksi beras yang dihasilkan dapat sesuai target yakni sekitar 12,5 juta ton sampai 15 juta ton setara beras.
Pada musim tanam kedua tahun ini, Kementan menargetkan luas lahan tanam padi mencapai 5,6 juta hektare untuk menambah produksi beras dan memperkuat ketahanan pangan.
Ada pun sejumlah daerah yang menjadi andalan produksi padi pada musim tanam kedua ini adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Utara.
Baca juga: Presiden Jokowi: Perhatikan peringatan FAO, jaga ketersediaan pangan
Percepatan tanam pada musim kedua ini dilakukan Kementan dalam mengantisipasi peringatan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) bahwa akan terjadi kekeringan yang mengakibatkan potensi krisis pangan.
Oleh karena itu ia meminta agar seluruh jajarannya dapat membangun koordinasi dengan para kepala dinas di kabupaten/kota, penyuluh pertanian, hingga Kostra Tani yang telah dibentuk hingga pada level kecamatan.
"Pendekatan di kecamatan menjadi penting, karena di situlah informasi terhadap bagaimana kondisi. Dalam satu kecamatan yang sudah ditanam berapa ribu, pupuk yang sudah disalurkan berapa ribu. Data dan informasi itu ada di Kostra Tani," kata Mentan.
Baca juga: Peneliti: Pandemi berdampak kepada disrupsi sektor pertanian
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: