Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemerintah Malaysia bakal menutup Pusat Karantina dan Perawatan COVID-19 Berisiko Rendah MAEPS (PKRC), Serdang, pada 15 Juli 2020 seiring membaiknya angka penderita di negeri jiran tersebut.

Pernyataan Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) pada Senin menyebutkan bahwa Menteri Kesehatan Malaysia Dr. Adham Baba telah menyaksikan proses pasien terakhir keluar dari PKRC Serdang.

PKRC Serdang itu diprakarasai oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin sebagai salah satu langkah proaktif pemerintah dalam menangani pandemik penyakit COVID-19 di negara itu.

PKRC mulai beroperasi secara resmi pada 16 April 2020 dan mulai menerima pasien pertama pada 21 April 2020.

Fasilitas itu merupakan kolaborasi berbagai lembaga yang dipimpin KKM, dengan melibatkan Lembaga Pengurusan Bencana Negara (NADMA), Markas Angkatan Tentara Malaysia, Polisi Diraja Malaysia, Kantor Bomba dan Penyelamat Malaysia, Angkatan Pertahanan Umum Malaysia, Kantor Pekerjaan Umum, Kantor Kebajikan Masyarakat, Jabatan Imigresen Malaysia, Kantor Sukarelawan Malaysia (RELA), Kantor Penjara Malaysia, Malaysia Genome Institute, dan MAEPS.

Hingga 10 Juli 2020, PKRC telah merawat sebanyak 1,362 orang pasien, yang sebagian besar di antaranya bukan warga negara (86 persen) dan 14 persen lainnya adalah warga negara Malaysia.

KKM menyatakan terima kasih kepada semua barisan depan dari semua lembaga yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam melaksanakan operasi tempat tersebut.

Sementara itu, perkembangan COVID-19 di Malaysia hingga (12/7) menunjukkan total pasien sembuh 8.519 orang, total pengidap 8.718 orang, dan total kematian 122 orang.

Baca juga: Dampak "lockdown" Malaysia, permintaan elpiji di perbatasan meningkat

Baca juga: Malaysia izinkan ekspatriat ke LN untuk urusan darurat, pengobatan

Baca juga: Malaysia izinkan WNA datang berobat


Malaysia deportasi ratusan pekerja migran Indonesia