Kairo (ANTARA News/Reuters) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton pada Rabu menyatakan bahwa Washington tidak menyetujui keabsahan pemukiman Israel, tapi percaya bahwa perundingan adalah cara tercepat untuk mencapai pembekuan.

"Kami tidak menyetujui keabsahan pemukiman itu dan kami mempunyai kepercayaan sangat kukuh bahwa mengahiri semua kegiatan, sekarang dan pada masa depan, akan lebih baik," kata Clinton sesudah bertemu dengan pejabat Mesir, termasuk Presiden Hosni Mubarak.

Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband pada Selasa menyatakan pembangunan permukiman Israel tidak sah dan menjadi penghalang bagi perdamaian.

Pejabat tinggi Inggris itu, yang berkunjung ke Yordania, menyampaikan pernyataan tersebut dalam taklimat. Selama itu, ia menggaris-bawahi keperluan membangun saling kepercayaan di antara semua pihak terlibat dalam alur perdamaian.

Pembicaraan perdamaian antara Palestina dengan Israel macet pada awal 2009, menyusul keterpilihan pemerintah sayap-kanan Israel, yang menolak mengakui hak rakyat Palestina dan berulangkali membangkang terhadap seruan Amerika Serikat serta dunia untuk membekukan pemukiman.

Palestina menuntut penghentian pembangunan permukiman sebagai prasyarat kelanjutan pembicaraan perdamaian.

Pada Selasa pagi, Raja Yordania Abdullah II bertemu dengan Miliband dan membahas berbagai upaya mengatasi penghalang peluncuran pembicaraan perdamaian Palestina-Israel, kata laporan kantor berita Yordania, Petra.

Raja Abdullah mendesak masyarakat dunia bertindak cepat dan mantap guna mewujudkan perdamaian dengan menciptakan suasana cocok bagi pembicaraan perdamaian.

Raja Yordania tersebut kembali berseru kepada masyarakat dunia untuk menekan Israel guna menghentikan kegiatan permukiman itu.

Pada Senin, pemimpin Liga Arab Amr Mussa menuduh Israel menyabot upaya Amerika Serikat memulai kembali pembicaraan perdamaian Timur Tengah dan mengatakan mendukung penolakan Palestina untuk berunding sampai Israel menghentikan kegiatan permukiman itu.

Mussa mengatakan khawatir upaya diplomatik Washington mundur ke titik awal akibat penolakan Israel menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat, prasyarat Palestina bagi pelanjutan pembicaraan.

Amerika Serikat sebelumnya mendesak penghentian mutlak pembangunan permukiman baru Israel di Tepi Barat, tapi pada ahir Oktober, Hillary menyatakan tawaran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membatasi pembangunan baru "tak pernah terjadi".

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon pada Selasa menyatakan khawatir dengan keberlanjutan tindakan Israel mengenai permukiman di wilayah dudukan Palestina dan menyeru Israel "menghentikan" tindakan "memancing" semacam itu.

Pernyataan keluaran markas badan dunia itu di New York, Amerika Serikat, oleh jurubicara Ban berbunyi, "Sekretaris Jenderal khawatir dengan keberlanjutan tindakan Israel di wilayah dudukan Yerusalem Timur, termasuk penghancuran rumah orang Palestina, pengusiran keluarga Palestina dan pemasukan pemukim ke daerah tempat tinggal orang Palestina."

"Pengusiran keluarga Palestina hari ini di Yerusalem Timur merupakan peristiwa terkini," kata pernyataan itu.

Pada pekan lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyeru Israel segera menghentikan pengusiran dan penghancuran rumah warga Palestina di Yerusalem Timur dan memperingatkan bahwa 60.000 orang di sana mungkin menghadapi pengusiran, pembongkaran dan kehilangan tempat tinggal.

Kendati dikutuk kuat masyarakat dunia, termasuk badan dunia itu, Amerika Serikat dan Eropa Bersatu, Israel tetap melanjutkan tindakan membangun permukiman di wilayah dudukan Yerusalem Timur.
(*)