Pekerja seks di Hamburg minta bordil di Jerman dibuka lagi
13 Juli 2020 09:37 WIB
Pekerja seks memakai topeng memegang tulisan "One Europe - One Law", "We attract your tourists, dear Germany", "Without us, more women and children will be violated" dan "Livelihoods depend on sex work too", dalam unjuk rasa meminta bordil di Jerman dibuka lagi di distrik lampu merah Reeperbahn, Hamburg, Jerman 11 Juli 2020 (REUTERS/FABIAN BIMMER)
Jakarta (ANTARA) - Para pekerja seks di distrik merah Hamburg, meminta bordil (rumah pelacuran) di Jerman kembali dibuka setelah berbulan-bulan ditutup untuk menekan penyebaran virus corona, Sabtu petang waktu setempat (11/7).
Ketika toko, restoran dan bar dibuka lagi di Jerman, di mana prostitusi dilegalkan, para pekerja seks mengatakan mereka dianaktirikan dan kehilangan mata pencaharian meski meskipun tidak memiliki risiko kesehatan yang lebih besar.
"Profesi tertua ini butuh bantuanmu," tertulis dalam pemberitahuan di jendela bordil di Herbertstrasse.
Baca juga: Taiwan Ubah Rumah Bordil Menjadi Museum
Dikutip dari Reuters, sebagian pengunjuk rasa memakai topeng, ada juga yang memainkan lagu rakyat dengan biola di jalan dekat sudut Reeperbahn yang terkenal dengan kehidupan malamnya.
Asosiasi Pekerja Seks, yang menyelenggarakan unjuk rasa, mengatakan perpanjangan penutupan tempat yang sudah berlisensi memaksa sebagian pekerja seks ke jalan, yang ilegal dan lebih berbahaya serta tidak higienis.
Mereka mengatakan bordil bisa menerapkan protokol kesehatan yang diadopsi industri lain, seperti masker, tempat ventilasi serta merekam wajah pengunjung secara detil.
"Prostitusi tidak membawa risiko infeksi yang lebih besar dibandingkan layanan dengan kontak fisik lainnya, seperti pijat, kosmetik atau bahkan menari atau olahraga," kata asosiasi itu dalam sebuah pernyataan. "Kebersihan adalah bagian dari bisnis prostitusi."
Baca juga: Restoran ini pakai manekin untuk jaga jarak, juga display jualan baju
Baca juga: Broadway Group tekankan ekonomi digital jawab tantangan bisnis kuliner
Baca juga: "New normal", akankah ada robot di restoran & hotel di Indonesia?
Ketika toko, restoran dan bar dibuka lagi di Jerman, di mana prostitusi dilegalkan, para pekerja seks mengatakan mereka dianaktirikan dan kehilangan mata pencaharian meski meskipun tidak memiliki risiko kesehatan yang lebih besar.
"Profesi tertua ini butuh bantuanmu," tertulis dalam pemberitahuan di jendela bordil di Herbertstrasse.
Baca juga: Taiwan Ubah Rumah Bordil Menjadi Museum
Dikutip dari Reuters, sebagian pengunjuk rasa memakai topeng, ada juga yang memainkan lagu rakyat dengan biola di jalan dekat sudut Reeperbahn yang terkenal dengan kehidupan malamnya.
Asosiasi Pekerja Seks, yang menyelenggarakan unjuk rasa, mengatakan perpanjangan penutupan tempat yang sudah berlisensi memaksa sebagian pekerja seks ke jalan, yang ilegal dan lebih berbahaya serta tidak higienis.
Mereka mengatakan bordil bisa menerapkan protokol kesehatan yang diadopsi industri lain, seperti masker, tempat ventilasi serta merekam wajah pengunjung secara detil.
"Prostitusi tidak membawa risiko infeksi yang lebih besar dibandingkan layanan dengan kontak fisik lainnya, seperti pijat, kosmetik atau bahkan menari atau olahraga," kata asosiasi itu dalam sebuah pernyataan. "Kebersihan adalah bagian dari bisnis prostitusi."
Baca juga: Restoran ini pakai manekin untuk jaga jarak, juga display jualan baju
Baca juga: Broadway Group tekankan ekonomi digital jawab tantangan bisnis kuliner
Baca juga: "New normal", akankah ada robot di restoran & hotel di Indonesia?
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
Tags: