Lahan tanaman tembakau Temanggung turun 4.600 hektare tahun ini
13 Juli 2020 08:28 WIB
Arel tanaman tembakau di Kabupaten Temanggung tahun ini turun sekitar 4.600 hektare berkaitan imbauan bupati setempat untuk mengutamakan tanaman pangan di masa pandemi COVID-19. (ANTARA/Heru Suyitno)
Temanggung (ANTARA) - Areal tanaman tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, turun sekitar 4.600 hektare pada masa tanam tahun 2020 dibandingkan tahun lalu karena ada imbauan dari bupati agar lahan dimaksimalkan untuk tanaman pangan.
"Tahun ini areal tanaman tembakau turun sekitar 4.600 hektare, yakni dari 18.700 hektare tahun lalu menjadi 14.100 hektare tahun ini," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung Masrik Amin di Temanggung, Senin.
Ia menyampaikan penurunan areal tersebut terkait imbauan Bupati Temanggung agar di masa pandemi COVID-19 ini petani lebih mengutamakan tanaman pangan.
Masrik menyebutkan dengan produktivitas rata-rata 0,7 ton per hektare diperkirakan produksinya nanti mencapai 9.800 ton.
Baca juga: Belum dibeli pabrik, petani Temanggung terpaksa jual tembakau eceran
"Harapannya dengan jumlah produksi tersebut nanti tembakau Temanggung bisa terserap oleh industri rokok semua," katanya.
Ia menuturkan Bupati Temanggung sudah melakukan komunikasi dengan pabrik rokok bahwa tahun ini tetap ada pembelian tembakau, namun diperkirakan ada pengurangan sekitar 20 persen.
"Dengan areal tanaman tembakau yang berkurang sekitar 4.600 hektare karena beralih ke tanaman pangan diharapkan produksi tembakau petani Temanggung nantinya bisa terserap semua," katanya.
Berdasarkan permintaan dua pabrik rokok kretek besar biasanya PT Gudang Garam setiap tahun rata-rata menyerap 8.500 ton dan PT Djarum sebanyak 4.500 ton.
Baca juga: Industri rokok diminta tetap beli tembakau petani Temanggung
Ia menyampaikan kondisi tanaman tembakau sekarang cukup bagus, cuma kemarin masih ada hujan, mudah-mudahan setelah itu tidak ada hujan sampai habis panen.
Tanaman tembakau sekarang sudah pada berbunga, terutama di kawasan Gunung Prahu.
Menurut dia, untuk varietas tanaman tembakau yang ditanam petani saat ini sebagian besar Kemloko yang merupakan khas tembakau Temanggung yang memiliki kualitas bagus.
Baca juga: Lahan tembakau di Temanggung turun 2.000 hektare, ini penyebabnya
"Tahun ini areal tanaman tembakau turun sekitar 4.600 hektare, yakni dari 18.700 hektare tahun lalu menjadi 14.100 hektare tahun ini," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung Masrik Amin di Temanggung, Senin.
Ia menyampaikan penurunan areal tersebut terkait imbauan Bupati Temanggung agar di masa pandemi COVID-19 ini petani lebih mengutamakan tanaman pangan.
Masrik menyebutkan dengan produktivitas rata-rata 0,7 ton per hektare diperkirakan produksinya nanti mencapai 9.800 ton.
Baca juga: Belum dibeli pabrik, petani Temanggung terpaksa jual tembakau eceran
"Harapannya dengan jumlah produksi tersebut nanti tembakau Temanggung bisa terserap oleh industri rokok semua," katanya.
Ia menuturkan Bupati Temanggung sudah melakukan komunikasi dengan pabrik rokok bahwa tahun ini tetap ada pembelian tembakau, namun diperkirakan ada pengurangan sekitar 20 persen.
"Dengan areal tanaman tembakau yang berkurang sekitar 4.600 hektare karena beralih ke tanaman pangan diharapkan produksi tembakau petani Temanggung nantinya bisa terserap semua," katanya.
Berdasarkan permintaan dua pabrik rokok kretek besar biasanya PT Gudang Garam setiap tahun rata-rata menyerap 8.500 ton dan PT Djarum sebanyak 4.500 ton.
Baca juga: Industri rokok diminta tetap beli tembakau petani Temanggung
Ia menyampaikan kondisi tanaman tembakau sekarang cukup bagus, cuma kemarin masih ada hujan, mudah-mudahan setelah itu tidak ada hujan sampai habis panen.
Tanaman tembakau sekarang sudah pada berbunga, terutama di kawasan Gunung Prahu.
Menurut dia, untuk varietas tanaman tembakau yang ditanam petani saat ini sebagian besar Kemloko yang merupakan khas tembakau Temanggung yang memiliki kualitas bagus.
Baca juga: Lahan tembakau di Temanggung turun 2.000 hektare, ini penyebabnya
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: