Jakarta (ANTARA) - Gerai kosmetik, salah satunya Beauty Lizzie Parra (BLP), mendorong pembeli untuk berbelanja produk-produk kecantikan secara dalam jaringan (daring) guna membatasi penyebaran COVID-19 menghadapi kebijakan adaptasi kebiasaan baru.

"Jadi kita sebenarnya ingin sekali orang itu lebih memilih tinggal di rumah," kata Lizzie Parra, pendiri sekaligus CEO gerai kosmetik tersebut dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan gerai kecantikannya berupaya semaksimal mungkin untuk mengajak masyarakat, terutama para pembeli, untuk lebih cenderung berbelanja secara daring guna meminimalkan kontak fisik atau kemungkinan cara penyebaran lainnya saat orang-orang berbelanja di gerai kosmetik mereka.

Melalui banyak promosi dan fasilitas lainnya melalui laman, gerai kecantikan itu mengajak orang-orang untuk lebih memilih berbelanja secara daring sehingga mereka dapat tetap berada di dalam rumah.

"Kan kita punya website (laman). Jadi kita menyediakan berbagai promosi dan fasilitas supaya orang lebih cenderung untuk belanja di laman kita saja atau di 'commerce'-nya BLP," katanya.

Kemudian, meskipun mendorong belanja daring, gerai tersebut tetap mengantisipasi kunjungan orang-orang dengan menerapkan protokol kesehatan khusus secara ketat.

"Jadi kita sudah memberlakukan protokol yang khusus dibuat demi keselamatan dan kenyamanan kita semua bersama," ujarnya.

Langkah awal yang mereka lakukan ketika ada pengunjung datang ke gerai mereka adalah dengan melakukan pemeriksaan suhu tubuh untuk memastikan tidak ada pengunjung yang dalam keadaan demam.

"Jadi semua orang yang masuk ke toko kita sudah harus dipastikan suhunya di atas 37,5 derajat Celsius. Jadi kita pastikan semua badannya sudah aman. Karena walaupun ketika masuk ke mal sudah diukur, tetapi kita ukur lagi dan wajib menggunakan masker," katanya.

Selain memeriksa suhu tubuh dan mewajibkan pengunjung memakai masker, mereka juga menyediakan hand sanitizer yang diletakkan di beberapa sudut ruangan agar pengunjung dapat langsung dan sesering mungkin menggunakannya. Kemudian, mereka juga melakukan pembersihan ruangan tiga kali dalam sehari.

Sementara itu, selain memastikan kesehatan pengunjung, gerai kecantikan itu juga mengharuskan untuk memakai masker dan face shield dan mengikuti pemeriksaan rapid test.

Kemudian, ketika pembeli ingin mencoba produk kecantikan, gerai tersebut menyediakan tempat khusus agar pembeli bisa melihatnya tanpa harus menyentuh produk kecantikan tersebut.

"Jadi kita di sini memberikan kayak semacam 'pallette' transparan. Jadi kalau mereka itu harus coba, melihat aja nih, kayak ditempelin aja di kacanya. Intinya kita memaksimalkan supaya sebisa mungkin orang itu tidak tertular kuman," kata dia.

Selain itu, untuk pembayaran, gerai tersebut juga mendorong pembeli untuk menggunakan fasilitas pembayaran nontunai untuk mencegah kemungkinan pertukaran kuman saat melakukan pembayaran secara tunai, demikian Lizzie Parra.

Baca juga: Indef: Belanja daring tahan penurunan ekonomi akibat COVID-19

Baca juga: Belanja kosmetik tanpa takut virus corona dengan cermin AR canggih

Baca juga: DKI dorong masyarakat belanja jarak jauh dengan libatkan ojek daring

Baca juga: Mahasiswa doktoral UI kembangkan buah arbei untuk cegah penuaan dini

Baca juga: Aksi sosial bos kosmetik bantu sesama saat pandemi corona