Washington (ANTARA News/AFP) - Produksi plutonium Korea Utara untuk senjata atom "berlawanan" dengan komitmen perlucutan senjata dan "melanggar" resolusi Dewan Keamanan PBB, kata Deplu AS, Selasa.

Jurubicara Deplu AS Ian Kelly membuat pernyataan itu setelah Korea Utara mengumumkan negara itu telah memproduksi plutonium untuk program senjata nuklirnya, yang menambah tekanan lagi pada Amerika untuk memulai pembicaraan langsung.

"Hal itu tentu saja berlawanan dengan komitmen yang mereka buat pada 2005, dan itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB," tegas Kelly pada wartawan.

Dalam perjanjian 2005 dengan AS dan empat negara besar lainnya, Korea Utara setuju untuk membatalkan program nuklirnya dan kembali ke Perjanjian Non-Proliferasi sebagai pengganti bagi keamanan dan jaminan diplomatik serta bantuan energi.

Kelly menolak untuk mengecam pengumuman plutonium Selasa itu atau mengatakan apakah ia yakin hal itu akan meningkatkan ketegangan yang membara antara pemerintah Presiden Barack Obama dan rezim Stalinis yang suka berahasia di Pyongyang.

"Apa yang kami pusatkan pada Korea Utara adalah mendapatkan titik tempat kami dapat melancarkan kembali pembicaraan enam pihak, yang akan membawa kita pada tujuan akhir, yakni denuklirisasi Semenanjung Korea," jelasnya.

Pemerintah Obama terbuka pada pembicaraan langsung dengan Korea Utara sepanjang pembicaraan itu akan meratakan jalan bagi kembalinya ke pembicaraan multilateral yang melibatkan AS, Korea Utara, Korea Selatan, China, Jepang dan Rusia.

Utara mundur dari pembicaraan enam pihak April setelah PBB mengecam peluncuran roket jarak jauhnya dan berjanji untuk memulai lagi program nuklir yang negara itu tutup berdasar perjanjian enam pihak 2007.

Pada September, Utara juga mengatakan mereka telah pada tahap akhir dari program pengayaan-sekali uranium percobaan -- tahap kedua untuk membuat senjata atom.

Pada Selasa, kantor berita resmi Korea Utara KCNA mengatakan negara komunis itu "dengan berhasil telah merampungkan pemrosesan kembali 8.000 rod bahan bakar yang dipakai pada akhir Agustus" di kompleks nuklirnya di Yongbyon.

"Keberhasilan nyata telah dibuat dalam mengubah plutonium setingkat-senjata yang disuling untuk tujuan meningkatkan pencegahan nuklir," katanya.

Komentar itu mengindikasikan ketiksabaran yang meningkat atas penangguhan Washington untuk menerima tawaran Pyongyang mengenai pembicaraan bilateral tingkat-tinggi untuk mengakhiri konflik nuklir.

Beberapa pakar percaya ke 8.000 rod bahan bakar reaktor yang dipakai dapat menghasilkan cukup plutonium untuk satu atau dua bom nuklir selain persediaan Korut sekarang yang barangkali dapat digunakan untuk membuat enam hingga delapan senjata.

Kelly menyatakan ia tidak dapat memberi penilaian akan kemampuan produksi plutonium Korea Utara.(*)