Jakarta (ANTARA News) - Memanasnya polemik penahanan dua pimpinan KPK oleh Polri kian menekan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Selasa, yang sudah cenderung melemah akibat minimnya sentimen positif.

Indeks Harga Saham Gabungan BEI ditutup jatuh 27,536 poin (1,58 persen) ke posisi 2.334,11, demikian juga indeks kelompok 45 saham terlikuid (LQ45) terkoreksi 8,559 poin (1,84 persen) menjadi 457,160.

Analis Financorfinco Nusa, Edwin Sebayang, menyatakan selain pengaruh memburuknya harga saham di bursa regional, aksi jual di BEI juga pengaruhi oleh meruncingnya konflik KPK dan Polri yang dikhawatirkan bisa mempengaruhi iklim investasi di Indonesia.

Aksi jual yang dipicu dua sentimen dari regional dan domestik itu kian mendorong investor untuk memanfaatkan momentum mengambil keuntungan dari kenaikan harga saham pada perdagangan sebelumnya.

Ia menambahkan, di tengah sentimen global dan kasus hukum KPK-Polri, kemungkinan sentimen yang akan mempengaruhi pasar kedepan adalah terkait program kerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono beserta tim ekonomi di kabinetnya.

Hingga perdagangan hari ini ditutup, tercatat terjadi 81.297 kali transaksi dengan volume 3,806 miliar saham dan nilai kapitalisasi pasar Rp2,786 triliun.

Dari seluruh saham aktif, 155 saham harganya melemah, hanya 49 yang menguat, dan 47 lainnya harganya tidak berubah.

Saham-saham unggulan yang melemah antara lain PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp300 menjadi Rp14.550, BRI (BBRI) turun Rp250 menjadi Rp7.000, United Tractor (UNTR) turun Rp250 menjadi Rp14.600, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp100 menjadi Rp4.600, dan Bumi Resources (BUMI) turun Rp125 menjadi Rp2.300.

Dari bursa Asia dilaporkan, Indeks Hang Seng bursa Hongkong melemah 380,13 poin ke level 21,240, Indeks Nikkei-225 bursa Yokyo turun 231,79 poin ke level 9.802, dan Indeks Strait Time bursa Singapura turun 23,88 poin ke level 2.621.
(*)