Tangerang, Banten (Antara) -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengungkapkan, program Kampung Tangguh Nusantara ideal untuk mendukung pengendalian perubahan iklim dengan pola keterlibatan masyarakat di tingkat tapak.


"Kampung Tangguh Nusantara merupakan langkah adaptasi iklim yang sangat potensial," ujar Siti dalam sambutannya di acara peluncuran Kampung Tangguh Nusantara di Ketapang Urban Aquaculture, Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis.




Kampung Tangguh Nusantara merupakan wujud gotong royong masyarakat dalam menghadapi situasi krisis seperti pandemi Covid-19 yang tengah melanda Tanah Air.




Di Ketapang Urban Aquaculture terdapat lahan bakau seluas 3.000 meter persegi yang telah berusia mulai dari tiga bulan hingga tiga tahun.




Pola ini dinilai Siti sangat baik, seperti halnya pola-pola yang serupa dengan konsep Program Kampung Iklim (Proklim), program yang dirancang KLHK untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca.




Siti melanjutkan, konsep Kampung Tangguh Nusantara juga sangat baik untuk Perhutanan Sosial, misalnya untuk tambak udang di daerah pesisir. Dirinya juga langsung menghubungi Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK, dan memerintahkan untuk mempelajari 7.024 Kampung Tangguh Nusantara pada aspek adaptasi iklim.




"Kita akan identifikasi 7.024 Kampung Tangguh Nusantara se-Indonesia dan melihat apakah sudah ada yang terkait dengan Proklim binaan KLHK yang sebanyak 2.775 unit di Indonesia," pungkas Siti.