Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan Program "Pernikahan Massal" antara pendidikan vokasi dan dunia industri menguntungkan dunia industri.

"Sejak awal kami menyosialisasikan Program Pernikahan Massal ini, ada industri yang bertanya apa untungnya buat kami dan mengapa kami wajib mendonasikan dana untuk kampus?," ujar Wikan dalam diskusi media di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kemendikbud susun indikator "pernikahan massal" vokasi dan industri

Dia menambahkan hal itu merupakan hanya kendala komunikasi dan pihaknya memastikan bahwa industri mengerti mengenai program tersebut. Dari sembilan paket "pernikahan massal" sekitar lima diantaranya menguntungkan industri.

Sebanyak lima paket "pernikahan massal" yang menguntungkan industri tersebut, yakni kurikulum disusun secara bersama, dosen tamu dari industri, program magang yang terstruktur dan dikelola dengan baik, riset bersama, dan pengenalan program dunia industri.

"Lima paket pernikahan massal ini menguntungkan dunia industri," tambah dia.

Dia menjelaskan jika sosialisasi dilakukan dengan baik, industri mau bekerja sama dalam program itu dan mau menyumbangkan alat serta dana hingga miliaran rupiah.

Baca juga: Lulusan SMK cepat bekerja dengan program "pernikahan massal"

Baca juga: Mendikbud: "Pernikahan massal" SMK dan industri saling menguntungkan


Wikan mengatakan dunia industri semakin banyak merespons Program "Pernikahan Massal" tersebut. Dalam waktu dekat, Kemendikbud akan melakukan penandatanganan kerja sama dengan KADIN, APINDO, FHCI, dan asosiasi profesi.

Kemendikbud dalam waktu dekat juga akan membentuk Forum Pengarah Vokasi (FPV). Forum tersebut beranggotakan dunia industri yang akan memberikan masukan pada pemerintah.

"Kami mengajak industri masuk ke dalam FPV, mereka merupakan pengambil keputusan di industri dan memiliki perhatian pada dunia pendidikan," tuturnya.

Anggota FPV memberikan masukan dan turut serta menyalurkan siswa maupun mahasiswa untuk magang di dunia industri. Ada empat sektor utama dalam FPV, yakni sektor manufaktur, industri kreatif, hospitality, dan kesehatan.

Baca juga: Kemendikbud: 'Passion' pendidikan vokasi akan lahirkan kompetensi