Kemenparekraf: Kaldera Toba akan jadi tujuan wisata dan penelitian
10 Juli 2020 15:23 WIB
Kaldera Toba yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark. (Handout KBRI Paris)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan Kaldera Toba diharapkan bisa menjadi tujuan wisata dan penelitian setelah menyandang status sebagai UNESCO Global Geopark.
Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hari Sungkari dalam jumpa pers daring, Jumat, mengatakan hal itu sejalan dengan tren wisata alam yang akan lebih diminati setelah pandemi COVID-19.
"Jadi dengan ditetapkannya Toba sebagai geosite UNESCO, ini poin positif yang diakui dunia dan tolong angkat ini baik-baik. Wisata alam itu nanti akan banyak menjual adventure, selain juga jadi tujuan bagi para peneliti," katanya.
Kendati demikian, Hari mengatakan pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan juga tidak kalah banyak. Salah satu yang utama, lanjut dia, yakni menjaga prinsip protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (cleanliness, health, safety, environment/CHSE).
"Kalau keindahan, saya rasa seluruh dunia sudah tahu betapa indahnya Toba. Tapi yang kita pastikan ke dunia wisata itu CHSE dipenuhi," katanya.
Baca juga: Kaldera Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark
Baca juga: Geopark Kaldera Toba siap jalankan enam rekomendasi UNESCO
Hari mengatakan Kemenparekraf telah menyusun buku panduan mengenai protokol CHSE untuk bisa diterapkan di destinasi wisata dan siap melakukan sosialisasi terkait panduan tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo mengatakan pihaknya akan berupaya untuk mempertahankan status UNESCO Global Geopark yang disandang Kaldera Toba lantaran status tersebut divalidasi setiap empat tahun.
"Kami gembira dengan status ini. Dari sisi kepariwisataan, tentu kami harus pertahankan status ini. Jadi bagaimana kita mengembangkan kepariwisataan dengan tetap memperhatikan ekosistem, kelestarian lingkungan, itu menjadi hal penting," katanya.
Kaldera Toba bisa dijaga dengan baik setelah kawasan itu ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis, Selasa (2/7).
Status yang disandang Kaldera Toba menambah daftar geopark Indonesia yang kini statusnya menjadi UNESCO Global Geopark lainnya, yakni, Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, dan Rinjani.
Baca juga: Kaldera Toba jadi Global Geopark, standar kebersihan harus dijaga
Baca juga: Danau Toba penuhi empat pilar geopark
Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hari Sungkari dalam jumpa pers daring, Jumat, mengatakan hal itu sejalan dengan tren wisata alam yang akan lebih diminati setelah pandemi COVID-19.
"Jadi dengan ditetapkannya Toba sebagai geosite UNESCO, ini poin positif yang diakui dunia dan tolong angkat ini baik-baik. Wisata alam itu nanti akan banyak menjual adventure, selain juga jadi tujuan bagi para peneliti," katanya.
Kendati demikian, Hari mengatakan pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan juga tidak kalah banyak. Salah satu yang utama, lanjut dia, yakni menjaga prinsip protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (cleanliness, health, safety, environment/CHSE).
"Kalau keindahan, saya rasa seluruh dunia sudah tahu betapa indahnya Toba. Tapi yang kita pastikan ke dunia wisata itu CHSE dipenuhi," katanya.
Baca juga: Kaldera Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark
Baca juga: Geopark Kaldera Toba siap jalankan enam rekomendasi UNESCO
Hari mengatakan Kemenparekraf telah menyusun buku panduan mengenai protokol CHSE untuk bisa diterapkan di destinasi wisata dan siap melakukan sosialisasi terkait panduan tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo mengatakan pihaknya akan berupaya untuk mempertahankan status UNESCO Global Geopark yang disandang Kaldera Toba lantaran status tersebut divalidasi setiap empat tahun.
"Kami gembira dengan status ini. Dari sisi kepariwisataan, tentu kami harus pertahankan status ini. Jadi bagaimana kita mengembangkan kepariwisataan dengan tetap memperhatikan ekosistem, kelestarian lingkungan, itu menjadi hal penting," katanya.
Kaldera Toba bisa dijaga dengan baik setelah kawasan itu ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis, Selasa (2/7).
Status yang disandang Kaldera Toba menambah daftar geopark Indonesia yang kini statusnya menjadi UNESCO Global Geopark lainnya, yakni, Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, dan Rinjani.
Baca juga: Kaldera Toba jadi Global Geopark, standar kebersihan harus dijaga
Baca juga: Danau Toba penuhi empat pilar geopark
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: