Singapura (ANTARA News/AFP) - Harga minyak sedikit menguat di perdagangan Asia, Senin, tetapi investor tetap berhati-hati terhadap prospek permintaan energi menyusul pulihnya lagi ekonomi Amerika Serikat, kata analis.

Kontrak utama minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Desember naik 25 sen menjadi 77,25 dolar per barel, sementara minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Desember dua sen lebih tinggi pada posisi 75,22 dolar per barel.

Data yang diterbitkan Kamis pekan lalu menunjukkan bahwa AS telah bangkit dari resesi panjang, namun belanja konsumen yang menyumbang dua pertiga dari aktivitas ekonomi negara tersebut turun pada September.

"Saya pikir suatu kenyataan bahwa tanda-tanda ekonomi keluar telah terjadi. Pekan lalu di mana AS mencatat positif (produk domestik bruto-PDB) tetapi belanja konsumen negatif," kata Victor Shum, analis konsultan energi Purvin and Gertz yang berbasis di Singapura.

Amerika Serikat mengatakan Jumat lalu bahwa belanja konsumen di ekonomi dan juga pengguna energi terbesar dunia itu untuk pertama kalinya dalam lima bulan mencatat penurunan pada September.

Sehari sebelumnya, Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa ekonomi AS tumbuh 3,5 persen pada kuartal tiga tahun ini dibandingkan tiga bulan sebelumnya.

Itu merupakan pertumbuhan terbesar dalam dua tahun karena negara itu bangkit dari resesi terparah yang dimulai pada Desember 2007.

Perekonomian AS tumbuh 3,5 persen pada kuartal ketiga setelah satu tahun kontraksi, dan ini dimanfaatkan investor untuk mengambil untung, kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.

Kamis pekan lalu, minyak rebound tajam karena para pedagang menyambut baik berita bahwa Amerika keluar resesi, yang diikuti Perancis, Jerman dan Jepang dalam menangkas resesi setelah kemerosotan ekonomi global yang terburuk sejak 1930-an. (*)