Brisbane (ANTARA News) - Drama penolakan 78 orang pencari suaka asal Sri Lanka untuk meninggalkan Kapal Bea Cukai Australia, "Oceanic Viking", yang sedang lego jangkar sekitar 10 mil dari pantai Pulau Bintan, Indonesia terus berlanjut.

Bahkan dalam buletin beritanya Senin pagi, Stasiun TV "Channel Seven" Australia melaporkan bahwa para warga Tamil Sri Lanka itu mengancam akan melakukan "bunuh diri massal" jika mereka dipaksa meninggalkan "Oceanic Viking" untuk ditahan di pusat penahanan Ditjen Imigrasi Indonesia.

Ancaman bunuh diri itu terungkap dalam wawancara khusus reporter "Channel Seven" dari Pulau Bintan dengan seorang pencari suaka Tamil yang berada di atas "Oceanic Viking" lewat telepon selular yang diseludupkan ke kapal tersebut.

Seorang pencari suaka yang diwawancarai itu menegaskan mereka tidak ingin dikembalikan ke Indonesia.

"Jika dikembalikan, kami akan mengakhiri hidup kami di laut," kata pria Tamil yang tidak disebutkan namanya itu dalam bahasa Inggris yang relatif lancar.

Selain mengancam bunuh diri dengan terjun ke laut, pria Tamil itu juga mengklaim bahwa para pencari suaka yang sudah berada di kapal "Oceanic Viking" diperlakukan secara tidak manusiawi dan tidak mendapat makanan yang cukup.

Di antara 78 orang pencari suaka asal Sri Lanka itu, terdapat lima wanita dan lima anak-anak, termasuk anak berusia sembilan bulan.

Ancaman sebagai bentuk tekanan para pencari suaka Tamil Sri Lanka terhadap pemerintah Australia ini bukan yang pertama. Pada 24 Oktober lalu misalnya, Departemen Dalam Negeri Australia melaporkan bahwa para pencari suaka ini juga melancarkan aksi mogok makan.

Dalam aksi tersebut, para pria Tamil menolak menyantap makanan yang disajikan para awak kapal "Oceanic Viking". Mereka hanya minum air namun aksi "mogok makan" ini tidak diikuti oleh para pencari suaka wanita dan anak-anak.

Sementara itu, sejak Perdana Menteri Kevin Rudd meminta bantuan Jakarta untuk menahan 255 pencari suaka asal Sri Lanka 10 Oktober lalu dan berlanjutnya drama penolakan 78 orang Tamil Sri Lanka meninggalkan Kapal "Oceanic Viking" ini, Indonesia menjadi "bulan-bulanan" media Australia.

Pada acara forum interaktif Stasiun TV "ABC 1" 29 Oktober lalu, Indonesia bahkan dikesankan sejumlah panelis sebagai negara "brutal" yang tak memiliki kredibilitas dalam menangani para pencari suaka asing, khususnya anak-anak. (*)