Kemristek loloskan 139 proposal penanganan COVID-19 tahap II
10 Juli 2020 12:55 WIB
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro saat menjadi pembicara pada Webinar Research on Covid-19 and Technology Development in Indonesia yang diadakan oleh the Australian National University (ANU), Rabu (08/07). ANTARA/Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Kemenristek/BRIN/pri.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meloloskan 139 proposal penerimaan pendanaan tahap II Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19.
"Kami mengharapkan adanya output yang nantinya bisa dibanggakan dan bisa menjadi solusi dari penanganan COVID-19," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro dalam acara virtual, Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menristek: Kebanyakan tipe virus corona Indonesia sama dengan Wuhan
Total pendanaan yang dikucurkan untuk 139 proposal penelitian tersebut adalah Rp 27.328.367.000. Pendanaan tersebut berasal dari dana penelitian yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan. Dana diberikan secara bertahap.
Proposal-proposal penelitian pada tahap II itu harusnya bisa menjadi kelanjutan dan kelengkapan atau sesuatu yang baru dari proposal penelitian pada tahap pertama sehingga bukan berupa pengulangan atau replikasi.
Bobot penilaian proposal yakni 35 persen untuk unsur prototipe atau purwarupa, 20 persen untuk jaminan produksi (kerja sama dengan industri), 35 persen untuk potensi pemanfaatan pada penanganan COVID-19, 10 persen untuk rasionalitas pembiayaan.
Baca juga: Menristek: 10 tren baru teknologi selama normal baru
Sementara pada Tahap I, sebanyak 134 proposal penelitian dibiayai dengan anggaran Rp 60.134.779.015.
Proposal penelitian tersebut 15 proposal terkait skrining dan diagnosis, 30 judul pencegahan, 34 proposal terkait alat kesehatan dan pendukung, 41 proposal di bidang sosial humaniora dan kesehatan publik, empat proposal terkait model multi center, 15 proposal tentang obat-obatan dan terapi.
Direktur Utama LPDP Rionald Silaban menuturkan pendanaan riset tahap II merupakan kesempatan untuk berkontribusi pada percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia.
"LPDP ingin menyampaikan kembali komitmennya untuk mendanai konsorsium tahap kedua yang direkomendasikan Kementerian Riset dan Teknologi," kata Rionald.
***3***
Baca juga: Menristek: 100.000 unit tes cepat tengah diproduksi dalam negeri
Baca juga: Indonesia hasilkan lima ventilator yang masuk tahap produksi
Baca juga: Menristek uji usap di laboratorium mobile BSL-2
"Kami mengharapkan adanya output yang nantinya bisa dibanggakan dan bisa menjadi solusi dari penanganan COVID-19," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro dalam acara virtual, Jakarta, Jumat.
Baca juga: Menristek: Kebanyakan tipe virus corona Indonesia sama dengan Wuhan
Total pendanaan yang dikucurkan untuk 139 proposal penelitian tersebut adalah Rp 27.328.367.000. Pendanaan tersebut berasal dari dana penelitian yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan. Dana diberikan secara bertahap.
Proposal-proposal penelitian pada tahap II itu harusnya bisa menjadi kelanjutan dan kelengkapan atau sesuatu yang baru dari proposal penelitian pada tahap pertama sehingga bukan berupa pengulangan atau replikasi.
Bobot penilaian proposal yakni 35 persen untuk unsur prototipe atau purwarupa, 20 persen untuk jaminan produksi (kerja sama dengan industri), 35 persen untuk potensi pemanfaatan pada penanganan COVID-19, 10 persen untuk rasionalitas pembiayaan.
Baca juga: Menristek: 10 tren baru teknologi selama normal baru
Sementara pada Tahap I, sebanyak 134 proposal penelitian dibiayai dengan anggaran Rp 60.134.779.015.
Proposal penelitian tersebut 15 proposal terkait skrining dan diagnosis, 30 judul pencegahan, 34 proposal terkait alat kesehatan dan pendukung, 41 proposal di bidang sosial humaniora dan kesehatan publik, empat proposal terkait model multi center, 15 proposal tentang obat-obatan dan terapi.
Direktur Utama LPDP Rionald Silaban menuturkan pendanaan riset tahap II merupakan kesempatan untuk berkontribusi pada percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia.
"LPDP ingin menyampaikan kembali komitmennya untuk mendanai konsorsium tahap kedua yang direkomendasikan Kementerian Riset dan Teknologi," kata Rionald.
***3***
Baca juga: Menristek: 100.000 unit tes cepat tengah diproduksi dalam negeri
Baca juga: Indonesia hasilkan lima ventilator yang masuk tahap produksi
Baca juga: Menristek uji usap di laboratorium mobile BSL-2
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: