Jakarta (ANTARA) - Pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) untuk komoditas gabah dan beras diproyeksikan akan tumbuh pada semester II tahun 2020 karena adanya musim tanam dan panen, kata Kepala KBI e-ducentre Diah Yulinda Wulandari.

KBI e-ducentre merupakan lembaga yang diinisiasi oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) yang dalam kegiatan operasionalnya menerbitkan hasil riset yang dilakukan terkait Perdagangan Berjangka Komoditi, Pasar Fisik Komoditas, maupun Sistem Resi Gudang.

"Selain faktor bahwa masyarakat mulai bergerak di normal baru, kami juga melihat bahwa sosialisasi yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat terkait pemanfaatan SRG ini akan cukup mempengaruhi pertumbuhan SRG, khususnya gabah dan beras. Masyarakat khususnya petani dan pemilik komoditas mulai memahami manfaat SRG," kata Diah dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang menyebutkan pada tahun 2019 pemanfaatan SRG gabah mencapai 289 RG dengan volume 5,21 juta kilogram. Adapun nilai pembiayaannya mencapai Rp19,18 miliar. Sedangkan tahun 2020 (Januari – Mei), jumlah resi gudang gabah yang diterbitkan mencapai 53 SRG dengan volume 1,37 juta kilogram, dan dengan nilai pembiayaan sebesar Rp6,01 miliar.

Baca juga: Mendag tegaskan Resi Gudang stabilkan harga saat panen

Sedangkan untuk komoditas beras, pada tahun 2019 tercatat penerbitan SRG sebanyak 67 dengan volume 5,21 juta kilogram dan nilai pembiayaan sebesar Rp19,18 miliar. Sedangkan untuk tahun 2020 (Januari – Mei), jumlah resi gudang beras yang terbit sebanyak 11 RG dengan volume 840.500 kilogram, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp5,55 miliar.

Proyeksi yang dilakukan oleh KBI e-ducentre tidak terlepas dari mulai bergeraknya ekonomi Indonesia di fase normal baru setelah wabah COVID-19. Sebelumnya, Riset Morgan Stanley menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh mulai kuartal II tahun 2020, dan akan terus berlanjut sampai akhir tahun 2020.

Dari sisi produksi gabah dan beras, Pemerintah untuk tahun 2020 juga telah mentargetkan luas tanam padi seluas 11,66 juta hektare, yang berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga mencanangkan Gerakan Percepatan Tanam pada April-September 2020.

"Melihat trendserta berbagai faktor yang ada, kami proyeksikan sampai akhir tahun 2020, pemanfaatan SRG baik untuk gabah maupun beras akan mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan tahun 2019," kata Diah.

Dikatakan pula, melihat proyeksi situasi yang ada di semester II tahun 2020, direkomendasikan kepada para petani untuk memanfaatkan SRG ini. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga gabah dan beras yang cenderung turun saat panen.

Baca juga: KBI catatkan pendapatan bersih 2019 naik 183 persen